Jawa Pos

Pernah Tak Bisa Jalan Lurus dan Berdiri Tegak

Pendarahan di otak akibat serangan orang tidak dikenal mengakibat­kan Jack Rutter mengalami Karir pemain sepak bola profesiona­l di depan mata terenggut. Tetapi, dia tidak menyerah dan kemudian bangkit.

-

cerebral palsy.

’’ SIAPA sih yang tidak mau menjadi pemain profesiona­l dan bermain untuk klub Premier League seperti Birmingham City?’’ Begitu pernyataan pertama Jack Rutter kepada BBC saat mengenang masa lalunya yang cukup tragis.

Rutter merasa layak mengenangn­ya. Sebab, sebagai pemain yang sudah delapan tahun menimba ilmu di akademi Birmingham City, dia tentu sangat memimpikan bisa mengenakan kostum biru ala klub berjuluk Blues itu.

Dia menjadi awak Birmingham saat masuk ke semifinal Piala FA Junior pada 2008–2009. Sayang, timnya kandas oleh Liverpool dengan agregat 1-6. Tetapi, setelah itu, dia mendapat tawaran naik pangkat ke tim utama pada usia 18 tahun

’’Di benak saya, bermain di Premier League akan menjadi pengalaman yang sulit dibayangka­n,’’ katanya.

Pada musim 2009–2010, Birmingham naik ke Premier League. Tetapi, petaka pemupus mimpinya itu datang pada awal Mei. Tepatnya, sepekan setelah gagal membawa Birmingham memenangi leg kedua melawan Liverpool pada 24 April 2009.

Itu tepat sebulan sebelum penandatan­ganan kontrak profesiona­l dengan Birmingham. Dia diserang pemuda yang tidak dikenal di sebuah taman di Gloucester­shire, Birmingham.

Akibatnya, pemain yang berposisi bek kanan itu mengalami pendarahan di otak setelah tengkorakn­ya retak. Itu mengakibat­kan kerusakan di otak dan salah satu telinganya tidak berfungsi. Karir profesiona­lnya pun tamat sebelum dimulai.

Diketahui, tidak lama kemudian pelakunya ditangkap dan dipenjara 12 bulan. Tetapi, bagi Rutter, penderitaa­nnya lebih dari 12 bulan. Empat tahun lamanya dia memulihkan diri dan berusaha menguatkan mental sebagai penderita cerebral palsy.

Cerebral palsy adalah gangguan gerakan, otot atau postur yang disebabkan cedera atau perkembang­an abnormal di otak. Cedera di otak itulah yang mengakibat­kan Rutter menderita penyakit tersebut. ’’Hari-hari saya sangat mengerikan. Saya tidak bisa berjalan lurus, bah- kan berdiri saja tidak bisa tegak. Saya juga tuli,’’ ceritanya.

Rutter hanya mencoba meyakinkan diri suatu saat pasti bisa memberikan bukti bahwa dirinya bisa bangkit. Ibundanya, Francesca Rutter, mengisahka­n, men jalani empat tahun di rumah sakit itu seperti berjalan di terowongan gelap bagi putranya. ’’Semuanya terasa gelap bagi dia,’’ ucapnya.

Francesca memuji ketangguha­n mental anaknya menerima apa yang dialami itu. ’’Banyak yang bilang dia tidak akan bisa bangkit lagi. Tetapi, dia beda. Dia anak muda yang kuat dan tangguh. Dia pemenang,’’ tutur ibunya.

Setelah empat tahun, datanglah kesempatan keduanya bermain sepak bola. Rutter dipilih untuk memimpin timnas sepak bola Inggris khusus bagi penderita cerebral palsy. Tahun lalu Inggris Raya dibawanya finis di posisi kelima Cerebral Palsy Football World Championsh­ips 2015.

Hasil itu juga membawa Inggris Raya lolos ke Paralympic Games di Rio de Janeiro pada 7–18 September mendatang. Rutter kini bisa memamerkan jersey timnas Inggris-nya. Dia juga setara dengan Wayne Rooney dengan ban kaptennya.

Walaupun, Rooney di Piala Dunia atau Euro dan Rutter di turnamen khusus seperti Paralympic. ’’Bermain di Rio ini sudah seperti mimpi yang menjadi nyata bagi saya. Dan, ini titik balik terbaik dalam hidup saya,’’ jelasnya sebagaiman­a dikutip Gloucester Citizens. (ren/c4/ham)

 ?? BBC ?? TANGGUH: Jack Rutter tidak menyerah meski karirnya sebagai pemain profesiona­l hancur. Dia bangkit dan menjadi kapten timnas Inggris untuk Paralympic.
BBC TANGGUH: Jack Rutter tidak menyerah meski karirnya sebagai pemain profesiona­l hancur. Dia bangkit dan menjadi kapten timnas Inggris untuk Paralympic.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia