Jawa Pos

Lebih Aman bila Ronaldo Nyaman

-

PROBLEM utama Rafael Benitez selaku pelatih Real Madrid adalah ketidakmam­puannya mengatasi gejolak di ruang ganti. Pelajaran itu tentu harus diambil Zinedine Zidane agar posisinya sebagai entrenador bisa langgeng.

Mantan pelatih Real Vanderlei Lu- xemburgo mengatakan, dirinya tidak pernah meragukan jiwa kepemimpin­an Zidane semasa menjadi pemain. Sebab, Luxemburgo pernah berkolabor­asi dengan Zidane pada 30 Desember 2004 hingga 4 Desember 2005

Hanya, pelatih asal Brasil yang kini membesut klub Tiongkok Tianjin Songjiang itu tetap mewanti-wanti Zidane agar mewaspadai beberapa pemain. Salah seorang di antara mereka, Cristiano Ronaldo.

Sebagai winger yang sudah melesakkan 338 gol dari 323 laga bersama Real serta sebagai salah seorang mesin ekonomi klub, Ronaldo jelas menjadi anak emas Presiden Florentino Perez. Dengan begitu, CR7 –julukan Ronaldo– menjadi pemain yang paling berpengaru­h di ruang ganti.

Jika tidak menyukai keputusan pelatih atau presiden, Ronaldo bisa saja ngambek dan mengancam hengkang. Pemecatan Benitez juga disebabkan ketidaksuk­aan Ronaldo setelah Benitez enggan menyebut kapten timnas Portugal itu sebagai pemain terbaik dunia.

’’Ruang ganti menjadi milik pemain hanya dalam beberapa kesempatan. Selebihnya adalah kekuasaan pelatih,’’ kata Luxemburgo sebagaiman­a dilansir Omnisport.

’’Jika Ronaldo berpikir dia adalah pelatih, itu tentu saja menyulitka­n. Dia harus tahu bahwa dia hanyalah pemain, bukan pelatih. Pelatihnya ada lah Zidane,” lanjut Luxemburgo.

Pelatih yang mempersemb­ahkan juara Copa America 1999 semasa menukangi timnas Brasil itu kemudian memberikan perbanding­an antara Real dan seteru klasiknya, Barcelona. Terutama, dalam menangani pemain bintang.

Luxemburgo menjelaska­n, di Barcelona, Lionel Messi memang diperlakuk­an sebagai bintang utama. Namun, sejak awal dia membatasi diri hanya sebagai pemain. Sewaktu ditangani Pep Guardiola hingga sekarang saat dibesut Luis Enrique.

Perbedaan lain yang mencolok, menurut Luxemburgo, adalah soal intervensi presiden klub. Di Barcelona, ketika Enrique mencadangk­an pemain sekelas Neymar, opini publik pasti bermuncula­n.

’’Namun, tidak ada intervensi apa pun dari presiden. Di Real, jika Ronaldo dicadangka­n, Perez bisa sangat murka. Itulah perbedaann­ya, pelatih tidak mendapat dukungan penuh di ruang ganti,’’ papar Luxemburgo.

Nasihat lain datang dari eks pelatih timnas Prancis Raymond. Dia juga mengatakan, kalau Zidane mampu mengatasi ruang ganti, segalanya lebih muda. Kalau bisa meraih hasil maksimal, itu bisa menjadi referensi bagus bagi Zidane menuju kursi pelatih timnas Prancis.

Sebab, Domenech merasa bahwa eks gelandang Juventus itu sosok yang tepat membesut Prancis. ’’Zidane adalah mitos yang mampu mengatur emosi orang-orang. Bukan hanya dalam arti positif,’’ ujar Domenech sebagaiman­a dilansir Le Monde. ’’Dia bukan bintang lembek. Dia juga bukan pribadi yang baik. Namun, dia mampu melakukan apa pun. Itulah yang membuatnya menjadi manusia setengah dewa,’’ jelas Domenech. (apu/c4/ham)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia