Terlempar ke Abad Pertengahan
Menyusuri Cambridge, Kota Universitas Eksotis Cambridge adalah rumah dari University of Cambridge. Universitas yang didirikan pada 1209 itu merupakan salah satu yang terbaik dan tertua di dunia. Berada di sana, kita akan disuguhi deretan bangunan megah y
Bawa kamera karena
banyak sudut kota yang cantik dan wajib
diabadikan. Yang tidak boleh
dilewatkan di Cambridge adalah universitasnya. Misalnya, King’s College, Trinity College, dan St John’s College. Jangan lupa naik
gondola.
UNIVERSITY of Cambridge menaungi 31 yang menyatu dengan kotanya. Tidak heran, Kota Cambridge dijuluki University Town, sebutan untuk sebuah kota yang didominasi universitas. Banyak ilmuwan dunia yang dulu belajar di sini. Di antaranya, Isaac Newton (pencetus gaya gravitasi) dan Stephen Hawking (pencetus teori Black Hole). Universitas Cambridge telah mencetak peraih 91 nobel. Hebat sekali bukan?
Saya ke Cambridge bersama istri, Fitria. Perjalanan memakan waktu dua jam dari Birmingham, tempat saya studi. Kota Cambridge relatif kecil, hanya seperlima Birmingham. Kalau Birmingham adalah perpaduan klasik dan modern, di Cambridge kita akan disuguhi nuansa abad pertengahan di setiap sudut kota.
Turun dari bus, pemandangan sungai yang indah di tepi kampus langsung menyambut. Di sungai itu terdapat jasa
yang berarti menyusuri sungai menggunakan gondola atau sebuah perahu tanpa atap yang dijalankan dengan mendorongkan tongkat besi panjang ke dasar sungai.
Dengan GBP 10 (sekitar Rp 203 ribu), kami bisa menikmati keindahan bangunan dan keasrian alam dari atas perahu. Saya jadi ingat Venesia, Italia, yang terkenal dengan gondolanya itu. Ternyata di Inggris juga ada wisata serupa.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi King’s College Chapel. Gereja megah dengan arsitektur yang dibangun Raja Henry VI pada 1446. Memiliki ketinggian lebih dari 30 meter, pembangunan gereja ini membutuhkan waktu seabad. Bangunan ini juga berfungsi sebagai tempat perayaan kelulusan kuliah.
Puas menikmati King’s College Chapel, kami menyusuri kota dengan berjalan kaki. Di sini jarang ditemui kendaraan bermotor. Orang lebih suka menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Mayoritas ruas jalan juga kecil. Jangan di bayangkan berkeliling kota akan membosankan. Mayoritas bangunan, rumah, ataupun toko di Cambridge memiliki arsitektur abad pertengahan yang berusia ratusan tahun. Ke mana pun pergi, kami serasa hidup di zaman kerajaan Eropa. Bahkan, ada satu ruas jalan yang mengingatkan saya pada Hogwarts di film Harry Potter.
Tidak afdal rasanya kalau berkunjung ke kota ilmu pengetahuan ini tanpa berkunjung ke museumnya. Di Cambridge terdapat 18 museum yang diletakkan dalam satu kompleks besar. Tiap museum mewakili bidangnya sendiri. Seperti museum roman history, industrial, maupun art gallery. Di sinilah kita bisa melihat koleksi lengkap dan sejarahnya. Banyak koleksi museum ini yang disumbangkan oleh para ilmuwan Cambridge.
Karena keterbatasan waktu, saya memilih Sedgwick Museum karena saya suka dinosaurus. Di sini kita bisa melihat fosil dinosaurus, binatang, tumbuhan, dan batu mineral. Fosil dari zaman 65 juta tahun lalu.
Dari museum, kami ke Blackwell’s Book Store. Toko buku yang didirikan pada 1876 ini memiliki banyak buku klasik dan modern. Kalau ingin mendapatkan buku terbitan Cambridge University Press, di sinilah tempatnya. Oh iya, Cambridge University Press sendiri adalah penerbit tertua di dunia yang disahkan Raja Henry VIII pada 1534. Sampai saat ini operasionalnya masih berjalan.
Tidak terasa sore pun tiba. Sebelum pulang, kami mampir ke toko suvenir untuk membeli keramik khas Cambridge sebagai cenderamata. Perjalanan kami berakhir dengan ribuan kesan megah yang membuat ingin kembali suatu hari nanti. (*/c17/ayi)