Target Terminal TOW Meleset
(sal/riq/c17/git)
SURABAYA – Pendapatan asli daerah dari Terminal Tambak Osowilangun (TOW) pada 2015 menurun daripada 2014. Maklum saja, sepanjang tahun lalu, banyak persoalan yang menyangkut operasional terminal terbesar di Surabaya Utara tersebut.
Data yang diterima DPRD Surabaya menunjukkan, pada 2014 total pendapatan TOW mencapai Rp 815,9 juta. Saat itu terget retribusi yang dipatok mencapai Rp 964 juta. Nah, pada 2015, target retribusi dari terminal yang dikelola Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya tersebut masih sama, yakni Rp 964 juta. Tetapi, realisasinya hanya mencapai Rp 683,5 juta.
Masalah turunnya pendapatan tersebut menjadi bahan evaluasi DPRD Surabaya. Khususnya komisi C yang memang bertugas mengawasi kinerja dishub. Mereka pun telah menyorot masalah turunnya pendapatan asli daerah. Yang paling krusial adalah masalah trayek bus yang melayani daerah pantai utara Jawa.
Hal itu berdasar rekomendasi Ombudsman RI bahwa bus yang sebelumnya melayani Tambak Osowilangun–Bojonegoro dialihkan menjadi Bojonegoro–Purabaya. ’’Sementara itu, trayek saran dari Ombudsman yang melibatkan tak kurang dari 250 bus tidak beroperasi secara maksimal,’’ kata Sekretaris Fraksi Handap DPRD Surabaya Vinsensius Awey.
Selain masalah trayek, dia menduga turunnya pendapatan tersebut disebabkan banyaknya angkutan umum yang menurunkan penumpang di luar terminal. Bus kota pun akhirnya lebih memprioritaskan mengambil penumpang di luar daripada di dalam.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Operasi (Dalops) Dishub Surabaya Subagio Utomo menjelaskan bahwa sopir yang menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal tersebut memang berpengaruh secara tidak langsung pada pendapatan terminal. Pihaknya pun sudah berupaya menertibkan para sopir. (jun/c20/git)