Penipuan Sasar Wali Murid
Kabarkan Anak Celaka, Minta Transfer Uang
SURABAYA – Modus penipuan makin beragam. Usaha untuk menggaet rupiah melalui alat komunikasi dengan modus transfer uang terus saja terjadi. Misalnya, yang dialami puluhan wali murid SMP Muhammadiyah 4 Surabaya sejak Kamis (7/1).
Wali murid dibuat cemas setelah dihubungi nomor yang tidak dikenal. Penelepon mengabarkan bahwa anak mereka sedang masuk rumah sakit dan butuh transfer uang secepatnya. Wali murid yang panik menjadi sasaran empuk bagi pelaku.
Setelah mendapat telepon, wali murid langsung menghubungi pihak sekolah. Wali kelas VII-B Hasnul Maisyaroh menerima telepon dari beberapa wali murid pada waktu hampir bersamaan.
Dia menjelaskan, wali murid memperoleh Nomor yang tidak dikenal menghubungi wali murid SMP Muhammadiyah 4 pada pagi, sekitar pukul
10.00.
Peneror memberitahukan kepada wali murid bahwa
anaknya mengalami kecelakaan dan sudah dibawa ke rumah sakit. teror telepon dari seorang yang tidak dikenal. Anehnya, peneror tersebut mengetahui detail keluarga dan identitas siswa. ’’Modusnya sama. Mereka memberikan kabar bahwa siswa mengalami kecelakaan. Lalu, wali murid disuruh mentransfer uang untuk biaya rumah sakit,’’ terangnya.
Hasnul menyebutkan, ada dua kelas yang menjadi sasaran teror, yaitu jelas VII-A dan Setelah itu,
mereka meminta wali
murid mentransfer sejumlah uang. Modus biaya rawat anak di rumah sakit. Wali murid langsung menghubungi pihak sekolah. Pihak sekolah tidak membenarkan kejadian itu dan meminta wali murid tidak panik. kelas VII-B. ’’Ada lima orang yang langsung melapor kepada saya. Ada pula yang lapor ke TU (tata usaha, Red) sekolah,’’ ujar dia. Bila ditotal, lebih dari sepuluh wali murid yang menerima teror.
Salah seorang wali murid, sebut saja Ani, mendapat telepon pada Kamis lalu pukul 09.00. Dia kaget lantaran memperoleh kabar putranya mengalami kecelakaan dan sedang dibawa ke rumah sakit. Lalu, pelaku di ujung telepon itu meminta Ani melakukan kroscek kepada wali kelas dengan memberikan nomor telepon lain.
Tidak berpikir panjang, dia langsung menghubungi nomor yang didapat dari peneror tersebut. ’’Tapi, nomor wali kelas yang mereka berikan ternyata beda nomor yang sebelumnya saya simpan,’’ katanya. ’’Sebelumnya, saya bingung karena mereka (penipu, Red) tahu detail nama panggilan dan lengkap saya serta anak saya,’’ tambahnya.
Setelah itu, Ani langsung menghubungi SMP Muhammadiyah 4. Pihak sekolah menerangkan bahwa putra Ani tidak mengalami masalah. Kepala SMP Muhammadiyah 4 Surabaya Muhammad Adenin mengungkapkan, kejadian itu merupakan kali kedua selama dirinya memimpin sekolah tersebut. Kejadian serupa terjadi tahun lalu. Selama ini sekolah tidak pernah mengunggah data siswa ke dunia maya. (bri/c14/ady)