Bungurasih-Sambibulu Layak Jadi Contoh
BERBAGAI cara sudah ditempuh agar warga sadar lingkungan dan tidak buang sampah sembarangan. Di Kecamatan Waru, contohnya, berbagai program sosialisasi maupun aksi nyata digulirkan. Bahkan, pemerintah kecamatan setempat menyediakan lahan untuk tempat pembuangan sementara (TPS). Desa Bungurasih malah sudah mempunyai tungku pembakar sampah sendiri.
Tungku pembakar sampah itu dibangun pada 2014. Setiap hari setidaknya 17 gerobak membuang sampah di lokasi tersebut. Ada petugas khusus yang bersiaga. ”Kalau musim kemarau, sampah bisa habis dibakar. Tidak ada yang menumpuk,” ucap Kepala Desa Bungurasih, Kecamatan Waru, Eni Rosadah Hartiwi kemarin (8/1).
Eni mengakui, bila musim hujan tiba, sampah memang lebih sulit dibakar. Akhirnya, ada sampah yang menumpuk dan harus dibakar di tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk mengatasi persoalan itu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo sedang membangun semacam hanggar. ”Kalau sudah ada atapnya, pembakaran bisa semakin lancar,” ucap Eni.
Camat Waru Puguh Santoso menyatakan, tingginya volume sampah harian di wilayahnya tidak lepas dari jumlah penduduk yang besar. ”Penduduk kami malah paling besar di Sidoarjo,” katanya. Saat ini penduduk Kecamatan Waru mencapai sekitar 227 ribu jiwa. ”Bisa dimaklumi kalau sampahnya banyak,” lanjut Puguh.
Kecamatan Taman juga aktif mengajak warganya memerangi sampah. ”Penduduk kami banyak seperti Waru. Jadi, sampahnya juga banyak,” sebut Sekretaris Kecamatan Taman Sabino Mariano. Menurut dia, sosialisasi peduli kebersihan sudah sering dilakukan. Termasuk memasang spanduk larangan buang sampah sembarangan.
Sebagian besar spanduk dipasang di pinggiran sungai, misalnya di sekitar aliran Sungai Tawangsari. Beberapa spanduk sudah dipasang. Sayang, sampah tetap menumpuk di lokasi tersebut. ”Kesadaran masyarakat masih kurang,” terang pria kelahiran Timor Leste itu.
Memang tidak semua desa bersikap seperti itu. Ada desa yang pengelolaan sampahnya sudah baik. Sabino lantas menyebut Desa Sambibulu. Warga desa kompak mengolah sampah. Bahkan, desa tersebut punya kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah. Sabino berharap desa lain di wilayahnya dapat mengikuti jejak Desa Sambibulu. (lum/c9/pri)