Jawa Pos

Ubah Mes Jadi Kafe, Ada Istilah Sepak Bola di Menu

Mantan pesepak bola nasional, Widodo C. Putro, kini menekuni karir sebagai pelatih. Di tengah redupnya kompetisi, dia mempunyai kesibukan lain, yaitu menjajaki bisnis kuliner. Widodo C. Putro di Bisnis Kuliner saat Kompetisi Sepi

-

WCP Coffee and Resto terlihat ramai pada Kamis sore (7/1). Selepas magrib, kafe di Jalan Jawa, GKB, itu kian dipenuhi pengunjung. Mereka berdatanga­n mengisi deretan kursi dan meja makan yang tertata rapi.

Letak kafe di lantai 2 bangunan menjadi nilai tambah. Sebab, suasana terasa hidup karena hilir mudik kendaraan di GKB bisa terpantau dari atas. Ya, suasana di dalam kafe sangat cocok untuk kongko sambil menikmati kopi atau santap malam. ’’Saya mendesain tempat ini supaya cocok bagi pengunjung dari semua kalangan. Bukan hanya anak- anak muda,’’ kata Widodo Cahyono Putro kepada Jawa Pos dengan ramah.

Pria yang menjadi bagian dari sejarah sepak bola Indonesia itu adalah pemilik WCP Coffe and Resto. WCP adalah akronim dari nama besar Widodo Cahyono Putro. Kala koran ini berkunjung, Coach Wid –sapaan karibnya– dengan telaten melanyani pengunjung di meja kasir. Dia dibantu tiga koki di ruang dapur yang melayani pesanan pembeli. ’’Saya hanya membantu menerima pesanan pengunjung,’’ ungkapnya, lalu tersenyum.

Dia menceritak­an, WCP Coffe and Resto berdiri pada Februari 2015. Tampaknya, mulai menancapka­n jejak di bisnis kuliner bukan pilihan yang mudah bagi Widodo. Dia menyatakan, itu tidak lepas dari persoalan karut-marut dunia sepak bola tanah air. Apalagi, redupnya kompetisi berujung pada keluarnya sanksi FIFA untuk PSSI. ’’Sejak awal saya sudah mengira kalau persoalan ini akan menjadi panjang,’’ kata Coach Wid.

Sebetulnya, tutur dia, ide pendirian kafe atau resto tersebut muncul sejak lama. Namun, mantan bintang Petrokimia Gresik itu sreg setelah terjadi kemelut di dunia sepak bola Indonesia. ’’Sejak itu saya mantap (menggeluti bisnis kuliner, Red). Semua ini ada hikmahnya,’’ katanya.

Sejak 2011 bangunan yang kini menjadi kafe tersebut merupakan mes bagi anak- anak di akademi Wahana Citra Pesepak Bola (WCP). Itu merupakan akademi binaan Widodo di Desa Kandangan, Kebomas. Mes tersebut diperuntuk­an siswa akademi dari luar daerah. Dari akademi itu, sejumlah pemain top bersemi. Salah satunya, Dimas Drajad yang kini menjadi striker andalan di PS TNI dalam turnamen Piala Jenderal Sudirman. Selain itu, ada Satria Tama Hardiyanto sebagai kiper di timnas U-19. Namun, pada Februari 2015, bangunan tersebut diubah menjadi kafe.

Bagaimana meracik resep dan menu? Untungnya, Widodo adalah tipikal atlet yang doyan kuliner. Dia rajin mencoba makanan-makanan berbagai daerah sehingga tahu cita rasa yang pas untuk kafenya. Dia juga sangat terbantu oleh istrinya, Adna Rohanny Tucunan, dan anggota keluarga di Majenang, Cilacap, Jateng. ’’Dasarnya keluarga saya memang suka kuliner,’’ tuturnya.

Menu dan resep pun diracik. Resep bakso dan ikan bakar diadopsi dari keluarga di Cilacap, Jateng. Masakan lain seperti sup buntut dan nasi goreng merupakan hasil kreasi Widodo dan istrinya. ’’Resepnya adalah gabungan dari kuliner-kuliner di beberapa daerah. Setelah rasanya pas, baru dipasarkan,’’ jelasnya.

Soal rasa dan selera, Widodo berani menjaminny­a. Selain makanan berat, ada sejumlah menu yang namanya menggunaka­n istilah sepak bola. Salah satunya, tahu krispi. Di daftar menu WCP, tahu krispi disebut dengan istilah throw in alias lemparan ke dalam. Istilah itu muncul karena bentuk tahu yang bulat seperti bola dan bisa dilempar ke dalam mulut. Rasa tahunya pun maknyus.

Perbedaan lainnya, kopi. Di WCP Coffee and Resto, biji kopi langsung digiling sesuai pesanan sehingga hidangan kopi dijamin asli tanpa campuran dan bahan pengawet. Di sisi lain, mantan pelatih Gresik United itu tidak hanya menyuguhka­n menu yang memikat. Di dalam kafe, juga tersimpan kostum legendaris saat dia membela timnas di era 1996-an. Kostum dengan nomor punggung 7 tersebut dipakai Widodo saat melesakkan gol fenomenaln­ya ke gawang Kuwait dalam laga Piala Asia AFC 1996. Meski timnas kandas, gol itu terpilih menjadi gol terbaik dalam Piala Asia AFC 1996. ’’Ini sengaja saya pampang sebagai jati diri. Tujuan lainnya, agar pengunjung menjadikan­nya sebagai inspirasi,’’ ujar pria kelahiran 8 November 1970 tersebut. (*/c20/dio)

 ?? UMAR WIRAHADI/JAWA POS ?? OWNER: Widodo C. Putro saat berada di WCP Coffee and Resto pada Kamis (7/1).
UMAR WIRAHADI/JAWA POS OWNER: Widodo C. Putro saat berada di WCP Coffee and Resto pada Kamis (7/1).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia