Jawa Pos

22 SDN Tampung Siswa KLK

-

SURABAYA – Jumlah siswa dalam satu kelas di SDN Kedung Baruk 1 melebihi ketentuan rombongan belajar (rombel). Bila rata-rata terdapat 32 siswa dalam satu rombel, di sekolah tersebut ada 35 murid.

Sebab, terdapat tambahan siswa kelas layanan khusus (KLK). KLK merupakan program yang menampung siswa dengan latar belakang berbagai jenis masalah. Misalnya, dropout maupun anak jalanan. Total ada 20 murid KLK kelas I–VI yang belajar di SDN Kedung Baruk 1.

Kepala SDN Kedung Baruk I Kartika menjelaska­n, siswa KLK mendapat bimbingan psikologi saat kali pertama masuk. ’’Kami akan menata perilakuny­a terlebih dahulu,’’ tuturnya. Setelah itu, proses pembelajar­an dimulai. ’’Sesuai dengan usia dan kelas terakhir yang mereka ikuti,’’ lanjutnya.

Tidak ada yang membedakan siswa KLK dan reguler. Mereka mendapatka­n proporsi materi pembelajar­an yang sama dalam satu kelas. Hanya, mereka memang butuh perhatian khusus. ’’Guru-guru sudah mendapatka­n pelatihan bagaimana cara menghadapi siswa tersebut. Tentunya ya butuh kesabaran tinggi,’’ jelas mantan kepala SDN Kapasan IX itu.

Kartika lantas menceritak­an pengalaman salah seorang siswa KLK. Seminggu pertama, siswa tersebut langsung tidak mau sekolah. Alasannya, dia lebih memilih mengamen. Namun, Kartika bersama guru-guru di sekolah membimbing siswa itu. ’’Kami antar jemput dalam satu minggu pertama itu. Kami tekankan kepada orang tuanya bahwa sekolah menjadi hal wajib bagi siswa ini, ’’ jelasnya.

Kini dia mulai menaati peraturan di sekolah. Selain itu, dia bisa mengikuti materi pelajaran dengan baik. ’’Ada pula siswa yang ketahuan mencuri di salah satu mal dengan memakai seragam sekolah,’’ ungkapnya.

Di SDN Kedung Baruk 1, ada empat siswa KLK kelas VI. Layaknya siswa reguler, mereka juga sudah didaftarka­n sekolah dalam daftar nominasi sementara (DNS) peserta US tahun ini. ’’Mereka nantinya juga sama-sama mendapatka­n ijazah, tentunya butuh ujian sekolah,’’ paparnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Eko Prasetyoni­ngsih menjelaska­n, KLK merupakan program pemerintah untuk menuntaska­n anak putus sekolah. Mereka diberi fasilitas untuk melanjutka­n sekolah tanpa dipungut biaya. ’’Seragam, buku, dan alat tulis ditanggung sekolah masing-masing. Bisa juga menggunaka­n dana BOS,’’ katanya. ’’Total ada 22 sekolah yang menampung siswa KLK,’’ tambahnya.

Sekolah dapat menyediaka­n kebutuhan setiap siswa KLK. ’’Kuota yang didapat sekolah beda-beda. Kalau ada yang masuk, ya sekolah tidak boleh menolak,’’ tegasnya. ’’Sekolah yang punya siswa KLK sudah ditunjuk pemerintah,’’ tambahnya. Penempatan siswa disesuaika­n dengan kedekatan domisiliny­a. (bri/c15/ai)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia