Alihkan Arus Truk dan Mobil
Solusi Sementara Tunggu Perbaikan Jalan Kalianak
SURABAYA – Sembari menunggu perbaikan, pihak-pihak terkait tidak boleh melakukan pembiaran terhadap Jalan Kalianak. Apalagi, kemacetan di jalan tersebut sudah kelewatan. Karena itu, pemkot pun merasa perlu terjun ke lapangan. Salah satunya, dengan mengurai kepadatan lalu lintas di sana.
Tanpa langkah semacam itu, arus distribusi barang ke Pelabuhan Tanjung Perak sangat terhambat. Truk-truk besar harus melewati jalan rusak. Perjalanan tersebut pun membutuhkan waktu panjang. Kerugian yang diderita pengusaha juga kian besar.
Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dishub Surabaya Subagio Utomo menyatakan, tim bertugas memantau setiap hari. Selama ini, ada dua regu yang bermarkas di Margomulyo. Mereka berkeliling mengontrol kondisi jalan hingga ke Kalianak. ’’Kalau hujan dan ada genangan, dikirim petugas untuk pengamanan,’’ tuturnya kemarin (20/2).
Dia menjelaskan, kondisi jalan yang tergenang otomatis mengakibatkan kemacetan. Sebab, kendaraan berjalan lebih pelan dari kondisi normal. Petugas dishub harus mengatur lalu lintas agar kemacetan tidak semakin panjang.
Salah satu upaya yang dilakukan, mengalihkan jalur kendaraan roda empat dan truk. Mereka diminta tidak melewati Jalan Kalianak. Tetapi, mereka disarankan melewati tol. Lantas, kendaraan roda dua bisa melewati Tanjungsari atau jalan lain yang lebih dekat dengan tujuan.
Dia menuturkan bahwa lubang yang tertutup genangan sangat berbahaya. Sebab, pengendara tidak bisa memastikan kedalaman lubang. Jika cukup dalam, lubang tersebut bisa mengakibatkan sepeda motor terjatuh. Pengendaranya pun bisa cedera. Apalagi, Kalianak dilewati kendaraan besar yang bermuatan berat.
Selama ini, dishub tidak mencatat angka kecelakaan di jalan. Namun, jika terjadi kecelakaan yang memakan banyak korban jiwa, dishub terlibat dalam proses survei penyebab kecelakaan. Misalnya, dari faktor pengendara, keadaan cuaca, atau kondisi jalan rusak. ’’Kondisi seperti Kalianak sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan,’’ katanya.
Menurut dia, penyebab utama kerusakan jalan di Kalianak adalah truk bertonase besar yang melewatinya setiap hari. Pada kondisi hujan, aspal menjadi lebih lunak dan tidak kuat menahan beban. Akhirnya, terjadi pergeseran yang mengakibatkan aspal bergelombang bahkan berlubang.
Dia menuturkan, juga dibutuhkan kesadaran dari pihak pengusaha untuk mengurangi beban yang diangkut kendaraan. Apalagi saat kondisi curah hujan cukup tinggi saat ini. ’’Dengan demikian, beban ja lan tidak berlebih. Jalan juga tidak semakin rusak,’’ ungkapnya.
Anggota Komisi D DPRD Jatim Hammy Wahjunianto menyatakan bahwa pemprov harus segera mengambil tindakan untuk per- baikan Jalan Kalianak yang berstatus jalan nasional.
Dia menegaskan, kerusakan di Jalan Kalianak menimbulkan kerugian materi. Lubang jalan bisa mengakibatkan as roda kendaraan rusak. Selain itu, bahan bakar minyak (BBM) yang dikeluarkan lebih banyak. Durasi perjalanan juga molor. ’’Pemerintah harus mengambil sikap jika perekonomian di Jawa Timur ingin terus berjalan,’’ ucapnya.
Mantan ketua DPW PKS Jatim tersebut mengungkapkan, alokasi anggaran untuk dinas pekerjaan umum dan bina marga provinsi tahun ini turun 40 persen. Komisi D DPRD Jatim sempat mempertanyakan penurunan itu sebelum APBD Jatim 2016 digedok.
Pemprov ketika itu beralasan ada nya perubahan status jalan provinsi menjadi nasional. Karena itu, biaya pemeliharaan turun. Hammy pun menyayangkan pe ru bahan status jalan ter se but yang tumpang tindih. ’’ Ke tika rusak, perbaikan tidak bisa dilakukan secepatnya,’’ ujar nya. ( ant/ riq/ c20/ git)