Jawa Pos

Kurangi Ketergantu­ngan Produk Impor

Roy Nirwan soal Peluang Bisnis Konstruksi di Era Kompetisi Global

- MUHAMMAD RIZKI, Balikpapan

Dimulainya perdaganga­n bebas di lingkup ASEAN justru membuat bergairah pengusaha daerah. Selama ini mereka sudah ditempa dengan menghadang serangan produk luar daerah, khususnya dari Pulau Jawa.

MASYARAKAT Ekonomi Asean (MEA) harus dijadikan momentum agar ketergantu­ngan Indonesia terhadap negara luar berbalik. ”Kita harus memperkuat SDM dan produk dalam negeri

Sehingga ketergantu­ngan kita bisa berkurang,” tutur Roy Nirwan, owner PT Balikpapan Ready Mix (BRM), kepada Kaltim Post ( Jawa Pos Group) pekan lalu. PT BRM adalah perusahaan konstruksi bangunan beton yang kini satusatuny­a di Kaltim, tapi telah melayani hingga daratan Sulawesi.

Karena itu, jika berkomitme­n memenangi persaingan di tengah kompetisi global, Roy meminta produk yang didatangka­n dari luar negeri dikurangi. Di posisi tersebut, pemerintah daerah memainkan peran. Tidak sekadar membuat regulasi, tapi juga mengawal regulasi yang dibuat.

”Sebagai pengusaha daerah, saya berharap pemerintah meng- awasi mana porsi kontraktor daerah dan kontraktor nasional,” ujarnya. Sehingga pengusaha daerah bisa aktif berpartisi­pasi. Supaya uang yang beredar tidak ke luar daerah.

Sebagaiman­a diketahui, sambung Roy, banyak proyek infrastruk­tur di Kaltim yang dikerjakan kontraktor nasional, tapi justru membawa material konstruksi dari Pulau Jawa. Padahal, materialny­a sudah diproduksi di Kaltim.

Dari segi biaya, sebut Roy, pemerintah daerah justru diuntungka­n karena harganya lebih murah karena tidak perlu membiayai transporta­si. Demikian juga kontraktor. ”Karena itu, kita berharap menggunaka­n produk dalam negeri juga diimplemen­tasikan pemerintah daerah seperti yang menteri sering katakan. Karena akan membuka lapang- an kerja juga,” ungkapnya.

Roy juga menyoroti peran pemuda saat ini di era persaingan MEA. Dari kacamata Roy, semakin hari semakin banyak anak muda yang berkarya dan berwirausa­ha. ”Makin banyak yang menjadi pengusaha, termasuk anak saya. Anak sekarang makin pintarpint­ar. Sekolah hingga ke luar negeri. Saya pikir ketergantu­ngan kita terhadap luar bisa dikurangi jika semakin banyak anak muda yang berwirausa­ha,” katanya.

Sebelum memiliki perusahaan PT BRM, Roy kali pertama meniti karir sebagai pengusaha pada 1985. Kala itu umurnya baru 22 tahun. Dia melanjutka­n usaha supplier bidang pertambang­an minyak dan gas milik ayahnya (Bernard Nirwan) yang telah lama vakum. (*/c9/kim)

 ?? PAKSI SANDANG PRABOWO/KALTIM POST/JPG ?? PEKERJA KERAS: Roy Nirwan.
PAKSI SANDANG PRABOWO/KALTIM POST/JPG PEKERJA KERAS: Roy Nirwan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia