Jawa Pos

Gundul Rambut untuk Anak Penderita Kanker

-

SURABAYA – Ada banyak cara untuk menunjukka­n kepedulian kepada anak yang menderita kanker. Salah satunya lewat aksi Berani Gundul Melawan Kanker. Misalnya kemarin (20/2). Atrium Grand City ramai oleh orang-orang yang sedang cukur rambut. Berbeda dengan cukur rambut biasa, rambut mereka didonasika­n untuk anakanak yang menderita kanker.

Bayu Jibrael, 29, jauh-jauh datang dari Malang khusus untuk menghadiri acara tersebut. Hipnoterap­is itu pun langsung setuju untuk menjadi peserta aksi Berani Gundul begitu ada ajakan dari Anisha Harun, ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia Cabang Surabaya

Dia tak datang sendiri. Enam temannya diajak. ”Ada sebagian yang berani gundul dan ada juga yang minta disisakan sedikit rambutnya,” tuturnya. Bayu berani mencukur habis rambut itu karena juga pernah mengalami kanker. Setelah lulus SMA, Bayu divonis menderita kanker usus besar oleh dokter. ”Saya tahu rasanya menjalani hari-hari dengan kanker,” katanya.

Peserta lain adalah Andika. Pria yang datang bersama anak dan ibunya itu langsung mendatangi meja registrasi. Tak ada raut muka ragu. ”Istri saya juga setuju kalau saya gundul,” terangnya.

Rambut tebal Andika habis dicukur hanya dalam waktu 15 menit. Anaknya sempat menangis ketika melihat penampilan baru Andika. ”Dia tidak pernah melihat saya gundul,” tuturnya.

Anisha Harun juga melakukan aksi gundul rambut. Tiga anaknya pun ikut menyumbang­kan rambut. ”Kalau rambut, kan bisa tumbuh lagi,” ucapnya. Anisha menuturkan, rambut yang berhasil dikumpulka­n akan dijual. Dana yang diperoleh digunakan untuk membantu anak yang menderita kanker.

”Aksi ini digelar serentak seIndonesi­a untuk memperinga­ti Hari Kanker Anak Internasio­nal yang jatuh pada 15 Februari,” katanya. Acara itu juga berfungsi memberikan edukasi soal kanker kepada awam. Dia prihatin karena selama ini banyak orang yang belum mengerti soal kanker yang diderita anak. ”Sehingga banyak yang datang berobat ketika sudah stadium lanjut,” ujar Anisha.

Ada dua jenis kanker yang sering dijumpai pada anak-anak, yakni kanker darah atau leukemia dan retinoblas­toma. Pada kasus retinoblas­toma, sedikit pemicu saja bisa menyebabka­n bola mata membesar. Jumlah penderita kanker mata retinoblas­toma pada anak masih banyak. Tahun lalu, di RSUD dr Soetomo jumlahnya mencapai 26 kasus.

”Retinoblas­toma merupakan tumor ganas pada mata yang paling sering dialami anak-anak,” ujar dr Hendrian D. Soebagjo SpM(K), kepala Divisi Orbita Onkologi RSUD dr Soetomo.

Retinoblas­toma bisa mengenai salah satu mata atau keduanya. Kasus itu 90 persen terdiagnos­is pada anak yang berusia di bawah lima tahun. Namun diagnosis paling sering ditemukan pada usia kurang dari dua tahun. ”Penyakit tersebut muncul dari sel embrionik retina multipoten,” kata Hendrian.

Dia mengimbau orang tua agar curiga ketika ada keganjilan pada mata anak. Misalnya, mata bersinar seperti mata kucing, juling, mata merah yang berulang, dan daya penglihata­n menurun. Semua itu bisa menjadi tanda bahwa anak terkena retinoblas­toma. (lyn/c11/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia