Pengusaha Lirik Pahatan Relief Tiga Dimensi
GRESIK – Pahat relief punya penikmat sendiri. Seperti di Jepara, Jawa Tengah, salah satu seni rupa itu berkembang dengan segmen tertentu di Kota Pudak. Baik pahatan dua dimensi maupun tiga dimensi semakin diminati.
’’Ukiran dua dimensi biasanya untuk dekorasi rumah. Pahat tiga dimensi dilirik pengusaha,’’ kata Basuni, pemahat yang merintis usahanya pada 1997 itu.
Salah seorang pemahat, Wiji Lestari, tampak mengerjakan pesanan relief seorang pengusaha Surabaya. Reliefnya berkisah tentang cerita rakyat Jaka Tarub. ’’Katanya untuk hiasan kantor,’’ ujar Wiji.
Menurut lelaki asal Blora, Jawa Tengah, tersebut, harga pahatan relief seperti itu mencapai ratusan juta rupiah. Jadi, yang berminat memang segmen tertentu. Umumnya kelas atas dengan selera seni tinggi.
Relief tiga dimensi merupakan karya pahat unik. Tidak ada sambungan antar bagiannya. Setiap bagian menceritakan sebuah cerita yang unik. Selain cerita rakyat, Wiji kerap memahat cerita para tokoh pewayangan. Ramayana, misalnya.
Relief Joko Tarub yang tengah digarap berukuran 3,8 m2. Wiji menyatakan butuh waktu setidaknya lima bulan. Bahkan, dia pernah membiarkan klien menunggu pesanan hingga lebih dari setahun. Sebab, banyak antrean relief.
Wiji juga selalu memahatnya sendiri. Menurut dia, setiap orang memiliki hati dan rasa yang berbeda dalam memaknai cerita. Pemahaman cerita pewayangan pun berlainan. ’’Memahatnya harus dengan perasaan,’’ jelasnya.
Pahatan maupun ukiran menggunakan kayu jati asal Bojonegoro. Basuni sudah mampu bertahan hampir 20 tahun. Seni ukir atau pahat tidak akan merugi. Sebab, walau hingga 50 tahun lagi, karya itu masih banyak peminatnya. (ndi/c15/roz)