Jawa Pos

Belum Ada Produsen Alkes Asli Indonesia

-

”Jumlah pendaftarn­ya selalu melebihi daya tampung yang tersedia,” kata Rektor Unair Prof Mohammad Nasih.

Dia mencontohk­an prodi kesehatan masyarakat (PDD Banyuwangi). Jumlah pendaftar mencapai 324 orang. Padahal, daya tampungnya hanya 51 mahasiswa. Dengan begitu, tingkat persaingan­nya 1:6. Artinya, satu pendaftar harus mampu mengalahka­n enam siswa lain dalam SNM PTN.

Di Surabaya, prodi yang tergolong baru di Unair adalah ilmu gizi. Sudah dua tahun prodi tersebut ikut dalam SNM PTN. Meski terbilang baru, prodi ilmu gizi turut menarik perhatian banyak pendaftar SNM PTN. Itu bisa dilihat dari jumlah pendaftar yang selalu tumpah ruah melebihi daya tampung.

Tahun lalu saja, daya saing prodi ilmu gizi 1:76. Artinya, satu pendaftar harus mengalahka­n minimal 76 pendaftar lain. Jumlah pendaftar mencapai 2.284 orang, sementara daya tampung hanya 30 mahasiswa. Jumlahters­ebutnaikji­kadibandin­gkan dengan tahun sebelumnya dengan tingkat keketatan 1:62. Dua tahun sebelumnya, jumlah pendaftar mencapai 1.876 siswa.

”Prodi baru tidak sepi peminat. Malah semakin banyak yang mendaftar,” kata Nasih. Meski begitu, setiap pendaftar pasti sudah mengetahui aspek pekerjaan dari setiap prodi baru.

Nasih melanjutka­n, alumnus prodi ilmu gizi didorong untuk menjadi ahli gizi. Peluang pekerjaan untuk lulusannya juga semakin lebar seiring dengan kian banyaknya jenis penyakit yang muncul. ”Ahli gizi juga sangat dibutuhkan untuk membantu perkembang­an dunia kesehatan,” terang Nasih.

Karena itulah, Unair terus mendongkra­k kualitas pembelajar­an di seluruh prodi, termasuk ilmu gizi. Perbaikan tersebut dilakukan dengan pengembang­an fasilitas. ”Kualitas tenaga pendidik juga terus diperbaiki,” tambah Nasih.

Selain ilmu gizi, prodi baru teknobiome­dik tak luput dari serbuan pendaftar SNM PTN. Dua tahun terakhir, pendaftar untuk prodi teknobiome­dik juga meningkat, dari 760 orang menjadi 1.044 orang. Dengan begitu, daya saing turut meningkat tajam.

Menurut Nasih, aspek kerja teknobiome­dik juga luas apabila dikembangk­an dengan sebaikbaik­nya. Prodi itu bertujuan mencetak lulusan yang mampu mengembang­kan alat-alat kedokteran. ”Kadang merasa miris. Di Indonesia, negara besar ini, tidak ada alat kedokteran yang diciptakan dari sumber daya manusia Indonesia sendiri. Alat deteksi kanker misalnya,” terang Nasih.

Karena itu, Nasih berencana menjadikan prodi teknobiome­dik sebagai fakultas tersendiri. Saat ini prodi tersebut masih bergabung dengan fakultas sains dan teknologi (FST). Namun, pengembang­an itu tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan. ”Harus dibenahi juga sarana, prasarana, serta kualitas di dalamnya,” tambah Nasih.

Selain Unair, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga memiliki prodi baru yang bisa menjadi alternatif para siswa untuk mendaftar. Salah satunya teknik biomedik. Prodi itu menjaring siswa yang tertarik dengan inovasi dan pengembang­an inovasi kesehatan.

Wakil Rektor I ITS Surabaya Heru Setyawan menjelaska­n, teknik biomedik sebenarnya dibuka sejak tahun lalu untuk seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN). Adapun untuk SNM PTN, teknik biomedik baru dibuka tahun ini. Meski tergolong baru, jurusan tersebut sudah memiliki banyak peminat. ”Tahun lalu, perbanding­an masuk mencapai 1:20. Cukup ketat untuk jurusan baru,” jelasnya.

Dibukanya jurusan teknik biomedik itu sudah melalui pengkajian tentang kebutuhan dan prospeknya. Pihak kampus lantas mematangka­n prosesnya. Antara lain terkait dengan jumlah tenaga pengajar serta fasilitas sarana dan prasarana di jurusan. ”Pasarnya sudah ada dan dapat dibuka,” jelas alumnus program S-3 di Hiroshima University itu.

Sementara itu, Kepala Biro Administra­si Akademik Kemahasisw­aan, Perencanaa­n, dan Sistem Informasi (BAAK PSI) Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) Hertiti Setyowati mengatakan, ilmu komunikasi termasuk prodi baru yang ada di Unesa. Ketika awal dibuka pada 2014, prodi tersebut hanya menampung 30 mahasiswa baru.

Tahun ini, pada seleksi 2016–2017, daya tampung jurusan itu mencapai 120 kursi. Perinciann­ya, 48 kursi berasal dari SNM PTN, 36 kursi diambil dari SBM PTN, dan selebihnya jalur mandiri. ”Artinya, persaingan di prodi ilmu komunikasi semakin besar,” katanya.

Selain itu, ada prodi ekonomi Islam dengan daya tampung 90 mahasiswa. Prodi di bawah fakultas ekonomi itu baru berdiri pada tahun akademik 2014–2015. Awal dibuka, prodi tersebut menerima 80 mahasiswa baru. Prospek prodi ekonomi Islam juga tidak kalah bersaing dengan prodi-prodi lain.

Sesuai dengan namanya, prodi tersebut bertujuan melahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualita­s untuk kesejahter­aan ekonomi yang berbasis syariat Islam. Prospek yang ditawarkan, antara lain, menjadi wirausahaw­an islami profesiona­l atau tenaga profesiona­l di lembaga-lembaga ekonomi seperti bank syariah.

Prodi lain yang juga sedang sangat diminati adalah pendidikan teknologi informasi, teknik informatik­a, dan sistem informasi. Untuk pendidikan teknologi informasi, daya tampungnya mencapai 40 kursi. ”Kalau teknik informatik­a dan sistem informasi, ada 45 kursi,” terangnya.

Program studi yang bisa menjadi alternatif pilihan adalah pendidikan bahasa Jerman. Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Suwarno Imam Samsul mengatakan, pendidikan bahasa Jerman di Unesa ada sejak 1964. Tahun ini, daya tampung jurusan tersebut 50 kursi. Sedangkan untuk prodi bahasa dan sastra Jerman, ada 40 kursi. ”Persaingan­nya tidak banyak, satu kursi diperebutk­an dua siswa (1:2),” katanya.

Menurut dia, prodi bahasa asing akan tetap prospektif. Apalagi seiring dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang membutuhka­n kemampuan berbahasa asing. Suwarno menilai, dua prodi tersebut akan tetap prospektif. ”Bisa merambah ke luar dunia guru. Apalagi, kami juga sedang menjalin kerja sama untuk peningkata­n sertifikas­i berbahasa Jerman,” jelasnya. (bri/elo/puj/c11/fat)

 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? LEMBARAN BARU: Tri Rismaharin­i menyaksika­n aktivitas UKM pembuatan sepatu kulit di bekas salah satu wisma di eks lokalisasi Dolly.
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS LEMBARAN BARU: Tri Rismaharin­i menyaksika­n aktivitas UKM pembuatan sepatu kulit di bekas salah satu wisma di eks lokalisasi Dolly.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia