Jawa Pos

Jamu Bakal Jadi Produk Nasional

Industri kesehatan tidak bisa dianggap sebelah mata. Selain lebih tahan gejolak ekonomi, negara akan kuat jika masyarakat­nya sehat.

-

TURBULENSI ekonomi pada pertengaha­n 2015 menjadi mimpi buruk bagi kalangan pengusaha. Daya beli masyarakat jeblok. Penjualan pun menurun. Namun, itu tidak terlalu dirasakan PT Deltomed Laboratori­es yang menjadi pelopor obat herbal di tanah air.

Direktur Pengelola Deltomed Mulyo Raharjo mengatakan, ada banyak alasan obat-obatan yang diproduksi­nya tidak terlalu kena efek turbulensi ekonomi

Di antaranya, bahan baku herbal yang digunakan murni dari dalam negeri. Konsumenny­a juga bangsa sendiri. ”Orang selalu butuh sehat. Ekonomi lemah, (penjualan, Red) tidak turun banyak. Ketika ekonomi booming, penjualan tidak langsung naik juga,” terangnya.

Itulah mengapa dia menyebut produk dari industri herbal lebih kebal terhadap fluktuasi ekonomi. Bahkan, jika dia bandingkan dengan properti yang terpukul akibat pelemahan ekonomi.

Kebutuhan akan kesehatan ditunjukka­n dengan tingginya permintaan. Khusus untuk Deltomed yang punya produk andalan Antangin, pertumbuha­n konsumen dari 2014 ke 2015 mencapai 16 persen. ”Industri farmasi memang masih nomor satu. Tapi, pertumbuha­n herbal semakin lama makin besar,” katanya.

Itu dibuktikan dengan makin banyaknya perusahaan farmasi yang mengeluark­an formula obat herbal. Perusahaan tersebut umumnya tidak mematikan bisnis obat kimianya. Namun, memberikan alternatif kepada masyarakat.

Atas dasar itu, dia melihat prospek ekonomi dari bisnis obatobatan, terutama herbal, masih akan bagus. Apalagi, bumi Indonesia masih menyediaka­n bahan baku dengan kualitas jempolan. Selain itu, pemerintah disebutnya sudah menjalanka­n tugas dengan baik dalam memproteks­i jamu luar negeri.

”Ini salah satu industri yang di-protect. Jamu dari luar negeri agak susah masuk ke Indonesia,” katanya. Dukungan pemerintah itu wajar diberikan karena bahan baku industri herbal punya efek pengali yang kuat. Sebab, mendukung ekonomi kerakyatan dari para petani lokal.

Lulusan Radford University Business School, Virginia, Amerika Serikat, itu melihat prospek industri herbal sampai 10 tahun ke depan masih terang. Dia tidak mempermasa­lahkan dengan banyaknya pemain baru obat herbal yang tumbuh. ”Kami makin suka. Berarti industriny­a, seperti jamu masuk angin, bisa jadi produk nasional,” tuturnya.

Pemerintah juga perlu melihat bahwa tren herbal terus tumbuh sebagai pilihan konsumen. Karena itu, dia berharap pemerintah bisa memberikan dukungan riset sampai kampanye di mancanegar­a. ”Intinya bagaimana agar produk ini diperkenal­kan dan menjadi kebanggaan nasional,” ujarnya.

Produk Deltomed memang sudah berekspans­i ke luar negeri. Namun, banyak negara yang enggan menerima karena ingin agar perusahaan herbal membangun pabrik di negara itu. Dia ingin negara menjalanka­n perannya untuk membantu agar produk dalam negeri itu bisa diekspor ke berbagai negara.

Dia meyakinkan bahwa produk ekspor dari berbagai produsen herbal tersebut sudah memenuhi standar. Bahkan, para pemain besar yang ada saat ini tidak akan berlaku curang terhadap komposisi bahan baku. (dim/c7/sof)

 ?? FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS ??
FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia