Jawa Pos

Garap Pasar Gadget dan Elektronik

-

SURABAYA – Konsumsi barang elektronik dan gadget yang sempat menurun tahun lalu diharapkan kembali meningkat tahun ini. Tingkat optimisme konsumen dan pertumbuha­n ekonomi yang mulai membaik menunjukka­n bahwa konsumsi barang elektronik akan meningkat. Hal itu berimbas pada penyaluran pembiayaan di sektor tersebut.

CEO Home Credit Indonesia Jaroslav Gaisler mengatakan, tingkat konsumsi barang dan pertumbuha­n ekonomi seperti lingkaran yang terus berputar dan sama-sama saling memengaruh­i. ” Consumer lending bisa mendorong perekonomi­an. Adanya demand pada consumer lending membuat perusahaan-perusahaan tumbuh dan menyerap tenaga kerja,” katanya kemarin (22/2).

Indonesia mencatat pertumbuha­n ekonomi 2015 sebesar 4,8 persen atau nyaris 5 persen. Tahun lalu tingkat konsumsi gadget dan barang elektronik memang sedikit kontraksi, namun hal itu bergantung pada cara pandang pelaku ekonomi. Di tengah kondisi yang penuh ketidakpas­tian, industri pembiayaan bisa mengambil kesempatan dan celah bisnis yang masih prospektif.

Pembiayaan untuk konsumsi gadget dan barang elektronik akan terdorong dengan suku bunga yang kompetitif, seiring diturunkan­nya suku bunga acuan (BI rate). Dengan begitu, multiplier effect dari sektor konsumsi akan muncul. Gaisler mengatakan, bisnis pembiayaan gadget dan mobile phone di Indonesai dan banyak negara sangat menggiurka­n.

”Sekitar 80 persen portofolio pembiayaan kami untuk gadget. Orang lebih sering gontaganti gadget daripada kulkas, mesin cuci, dan barang elektronik lain,” jelas dia.

Tahun lalu pembiayaan Home Credit mencapai Rp 530 miliar dan tahun ini diharapkan tumbuh hingga menjadi Rp 1,6 triliun. Surabaya merupakan kota yang cukup prospektif karena tingkat konsumsiny­a cukup tinggi. Sejak melakukan ekspansi ke Surabaya pada akhir 2015, pembiayaan yang telah disalurkan perusahaan yang berpusat di Eropa Tengah itu mencapai Rp 5 miliar. (rin/c7/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia