Banjir Lagi, Sekolah Diliburkan Kembali
TUBAN – Kekhawatiran warga di sekitar Afvoer Jambon atas terjadinya banjir lagi menjadi kenyataan. Kemarin (22/2) air bah karena jebolnya tanggul di Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban, kembali menggenangi lahan pertanian dan permukiman di tiga desa di Kecamatan Merakurak. Tiga desa tersebut adalah Tahulu, Kapu, dan Mandirejo. Ketinggian banjir di jalan poros desa dan rumah warga mencapai 30–50 sentimeter.
Dua sekolah di Desa Mandirejo terendam lagi. Yakni, Raudatul Athfal (RA) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Salafiyah. Kegiatan belajar dan mengajar (KBM) ter- paksa diliburkan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
’’Kalau besok (hari ini, Red) banjir sudah surut, ya masuk. Tetapi, jika belum surut, ya masih diliburkan,’’ terang Maghfur, salah seorang guru MI Salafiyah, kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Jika hari ini (23/2) siswa masuk, KBM belum dapat berjalan normal. Sebab, ruang kelas yang terendam banjir harus dibersihkan dari sisa lumpur yang terbawa air bah. ’’Semoga saja banjir cepat surut dan tidak ada kiriman lagi sehingga KBM bisa aktif kembali,’’ ujar dia.
Menurut Maghfur, banjir yang menghambat KBM sudah tidak terhitung. Hampir pasti setiap hujan deras, air bah datang. Terutama saat tanggul afvoer jebol. ’’Sudah bisa dipastikan di sini kena dampaknya (banjir, Red),’’ tutur dia.
Selama musim hujan kali ini, lanjut dia, sudah lima kali sekolahnya terendam. Selama itu pula, KBM terhenti.
Jebolnya afvoer berdampak luas. Sejumlah infrastruktur rusak. Terutama jalan yang tergenang air bah. Berdasar pantauan, sejumlah aspal jalan poros desa mengelupas dan tinggal batu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Tuban Choliq Qunnasich mengakui bahwa banyak dampak kerusakan infrastruktur lantaran jebolnya Afvoer Jambon tersebut. ’’Nanti kami data,’’ kata dia.
Menurut Choliq, pihaknya sudah menganggarkan dana untuk perbaikan jalan. Kalau belum masuk dalam peta titik pemeliharaan, anggaran perbaikan jalan akan diusulkan dalam perubahan APBD. (tok/ds/c14/dwi)