Mars Patriot Olahraga pun Diaransemen Dangdut
Para atlet dari pelatnas atletik jarak pendek yang dipusatkan di Jakarta punya kiat untuk mengusir penat dan jenuh setelah berlatih. Mereka memilih musik untuk saling mendekatkan dan merekatkan persaudaraan.
NURIS ANDI PRASTIYO, Jakarta Kami patriot Kami patriot Kami ini patriot olahraga Mengabdi berkarya untuk nusa bangsa
Dalam meraih cita-cita…
SEPENGGAL bait lagu Mars Patriot Olahraga di atas menjadi lagu wajib yang dinyanyikan para atlet Indonesia
Makna yang tersirat dalam lagu tersebut rupanya harus diimplementasikan para atlet. Berbagai aransemen kerap dijalankan. Namun, apa yang dilakukan tim pelatnas atletik berbeda.
Aransemen bernada dangdut mengalun dan easy listening didengarkan siapa saja. Iswandi yang menjadi lead vocal memberikan sentuhan dangdut yang cukup kental. Nada-nada dangdut itu pula yang didengarkan Jawa Pos saat mengunjungi kamar 313 Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, pekan lalu (15/2).
Pemandangan di antara kamar atlet di lantai 3 tersebut berbeda dengan yang lain. Di bawah nomor kamar, terselip stiker bertulisan ’’ This is Music’’ yang menandakan si empunya kamar merupakan orang-orang yang gila musik. Selain Iswandi, masih ada Yudhi Dwi Nugroho dan M. Rozikin, dua sprinter asal Jawa Timur yang dalam empat tahun terakhir menghuni skuad pelatnas.
Mereka bersama lima atlet lain kompak menggunakan setelan jersey atletik Indonesia malam itu. Lagu Mars Patriot Olahraga yang biasanya hanya terdengar di arena olahraga Indonesia saat itu terdengar dari kamar 313. Selain menjadi lead vocal, Iswandi bertugas sebagai pemetik gitar bersama dengan Yudhi. Sedangkan Rozikin memberikan sentuhan tabuhan gendang.
’’Sebenarnya ini aktivitas refreshing kami setelah seharian latihan,’’ sahut Iswandi kepada Jawa Pos. Sebagai seorang atlet, mereka masih menunjukkan bahwa kebutuhan akan hiburan teramat besar. Namun, satu yang pasti, bermusik yang mereka jalani diharapkan tidak mengganggu aktivitas latihan.
Buktinya, sebelum pukul 21.00, genjrang-genjreng mereka pun diakhiri. ’’Ini bukti bahwa kami juga paham dan sadar kondisi sebagai atlet. Yang penting fun aja,’’ timpal Yudhi.
Rupanya, kamar mereka bertiga kerap menjadi jujukan atlet lain untuk nongkrong dan bernyanyi bareng. Layaknya camp, dua gitar dan sebuah gendang dengan modifikasi drum terpampang di pojokan kamar. Empat kasur atlet harus ditepikan saat mereka barengbareng memainkan alat musik.
Iswandi mengungkapkan, segala aktivitas bermusik yang dia jalani bersama rekannya di pelatnas memang untuk senangsenang. ’’ Tujuan lain adalah mempererat kerja sama,’’ ucapnya. Ini penting karena mereka juga dituntut bisa lolos ke Olimpiade 2016 dari nomor 4 x 100 meter estafet putra.
Sering kali aktivitas bermusik tersebut mereka rekam dengan video. Tujuannya jelas, berbagi dengan rekan atlet lain dan para pelatih. ’’Dengan begini, teman yang lain bisa termotivasi, juga berkah buat kami,’’ lanjut Rozikin.
Bahkan, berawal dari video yang diunggah di jejaring sosial Facebook, pelatih mereka, Eni Nuraini, pun turut request lagu. ’’ Tapi, sampai sekarang belum terlaksana,’’ ujarnya. Dari situ pula, ide memberikan ucapan ulang tahun buat kekasih M. Rozikin, Fifi Lia Anggraeni, pada 12 Februari lalu muncul.
’’Ide itu sebenarnya dadakan. Bang Iswandi yang kasih usul, terus kita rekam,’’ terang Rozikin.
’’Apa yang kami lakukan ini semata untuk kesenangan. Banyak respons positif yang muncul, salah satunya dari pelatih kami,’’ terang Yudhi. Selain itu, dampak nyata secara langsung sudah bisa mereka rasakan dalam keseharian latihan. (*/c17/ham)