Jawa Pos

Dominasi PSG Berbahaya

-

DIBANDINGK­AN liga-liga Eropa lain, Ligue 1 memang kurang gemerlap. Seperti lingkaran setan, liga yang sepi bikin investor malas menyuntikk­an dana. Maka, liga semakin suram. Makin tak seksi lagi buat pemilik duit.

Tapi, belakangan ada fenomena keren. Pada 2012, Qatar Sports Investment (QSI) menyuntikk­an duit besar sekali kepada Paris Saint-Germain. Total akuisisiny­a mencapai USD 130 juta (Rp 1,76 triliun). Tibatiba saja klub di ibu kota Prancis itu menjelma menjadi klub raksasa. Pemain top seperti Zlatan Ibrahimovi­c, Edinson Cavani, lalu Angel di Maria direkrut.

Dari tahun ke tahun, mereka makin perkasa. Bahkan, musim ini, tampaknya, akan berakhir lebih cepat. Hingga pekan ke-27, PSG memimpin klasemen dengan poin 73, leading 24 poin dengan penguntit terdekatny­a.

Nah, dominasi PSG itu bukan sesuatu yang menggembir­akan bagi klub-klub peserta Ligue 1. Menteri Muda Olahraga Prancis Thierry Braillard menyebutka­n, atmosfer kompetisi dalam negeri tidak sehat. ’’Alarm sudah berbunyi. Superiorit­as PSG terhadap klub-klub lainnya sangat terasa,’’ ucap Braillard kepada AP.

Ini balik lagi ke perkara bisnis. Ketika para raja minyak Timur Tengah masuk ke Premier Legaue, langkah mereka segera diikuti konglomera­t lainnya. Bukan hanya satu klub yang menikmati gelimang uang mereka. Persaingan pun merata. Itu yang belum terjadi di Ligue 1.

Sedihnya lagi, meski disuntik dana gila-gilaan (hingga kini QSI sudah mengucurka­n duit sebesar Rp 4,56 triliun), PSG belum juga sukses di Eropa. Braillard memprediks­i, PSG akan sulit menyamai Marseille yang menjadi juara Liga Champions 1993 dan Monaco yang merebut runner-up Liga Champions 2004. Ketika Marseille atau Monaco berprestas­i kala itu, peta kompetisi domestik sangat ketat.

Aspek membahayak­an lain dari dominasi PSG adalah ketika bermain di Eropa. Jika PSG di bawah QSI ini langganan minimal lolos fase grup, tidak demikian wakil lainnya. Hal itu membahayak­an bagi kuota Prancis di ajang Liga Champions. Dengan indeks prestasi hanya satu klub yang berprestas­i, kuota Prancis dikhawatir­kan menyusut.

’’Tim-tim dari Rusia atau Ukraina terus membenahi diri dengan hasil di Liga Champions atau Europa League. Kami tak boleh lengah, atau kami tersalip,’’ tutur Braillard.

Sebenarnya, ada yang bisa menjadi pesaing PSG. Yakni, Monaco. Sayang, kekuatan dana Monaco yang ditanggung miliarder Rusia Dmitry Rybolovlev mulai melemah musim ini. (dra/c19/na)

vs Man United agregat 1-2

Olympique Lyon

vs

Olympique Lyon Bayern Muenchen

(agregat 0-4) Olympique

Marseille vs Man United

(agregat 1-2) vs Barcelona

agregat 3-6

vs Olympique

Lyon Real Madrid

(1-4)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia