Jawa Pos

Loyalitas Skuad Multikultu­ral

-

LIBERTE, egalite, fraternite. Tiga kata yang didengungk­an tokoh revolusi Maximilien Robespierr­e pada 1790 silam sukses mengubah seluruh elemen sosial di Prancis. Termasuk di sepak bola. Ya, tidak lengkap rasanya berbicara sepak bola Negeri Anggur, terutama timnas, tanpa melihat deretan pemainnya yang begitu multietnis.

Fans Les Bleus –sebutan Prancis– tentu ingat Raoul Diagne. Dia adalah pemain kulit hitam pertama yang dipanggil timnas pada 1931. Apalagi setelah Perang Dunia II, gelombang imigran yang masuk ke Prancis tak terbendung. Barisan penggawa timnas tidak lagi didominasi kulit putih.

Skuad Didier Deschamps yang disiapkan untuk serangkaia­n uji coba Euro 2016 ini, misalnya. Sebanyak 13 di antara 23 pemain merupakan keturunan imigran. Sebut saja kiper Steve Mandanda, Hatem Ben Arfa, Kingsley Coman, hingga rising star Juventus Paul Pogba.

Di era 80-an, mereka punya Jean Tigana yang keturunan Mali. Lalu, kala sukses di akhir 90an, ada putra imigran Ghana Marcel Desailly dan Patrick Vieira yang berdarah Senegal. Jangan lupa, playmaker legendaris Prancis Zinedine Zidane yang punya akar sejarah Aljazair.

Soal loyalitas, tidak usah ditanya. Publik dunia pasti pernah melihat bagaimana Zidane mencium trofi Piala Dunia sembari menangis.

’’Ketika mewakili Prancis, kami tahu bahwa kami mewakili seluruh bangsa Prancis yang beragam,” kata bek Mamadou Sakho kepada The Guardian. ’’Prancis dibangun oleh Arab, Afrika, India, serta kulit putih. Di sepak bola, kami berjuang untuk hal yang sama. Itulah yang membuat kami mencintai Prancis,” lanjut pemain Liverpool itu.

Tapi, tetap saja ada yang nyinyir. Salah satunya adalah Ketua Front Nasional Prancis Jean-Marie Le Pen. Menurut dia, timnas yang berlaga di Piala Dunia 1998 bukanlah ”skuad Prancis sesungguhn­ya”.

’’Di sana ada nama-nama seperti Christian Karembeu, Vieira, maupun Henry. Mereka bukan bagian dari Prancis,’’ kecamnya. Yeah, well, Le Pen memang dikenal xenophobia atau anti terhadap orang di luar warna kulitnya. Jadi, mari kita abaikan saja! (apu/c10/na)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia