Bikin Program Anyar seperti Menulis Surat Cinta
Orang-Orang Kreatif di Balik Kegilaan Variety Show di Jepang (2) Bagi para pencipta di Jepang, kreativitas dan teknologi semata kurang cukup. Ada satu racikan yang juga harus ada dalam setiap produksi. Yakni, rasa cinta.
variety show
” PROFESSIONAL never give up and always dedicated.” Ya, seorang profesional tak boleh gampang lempar handuk dan selalu berdedikasi. Ungkapan itu meluncur dari bibir Izao Zaitsu. Dia adalah produser Nippon TV yang turut membidani berbagai acara sukses.
Salah satu acara besutan Zaitsu yang moncer adalah EXIT!. Di negeri asalnya, Jepang, acara itu diberi judul DERO!. Itu memang salah satu game show khas Jepang yang gila.
Peserta, 5–7 orang, akan dihadapkan pada tantangan tiga tahap. Masing-masing berwujud ruangan tertutup dengan jebakan-jebakan unik. Mereka harus memecahkan serangkaian teka-teki agar tidak jatuh dalam jebakan.
Game itu benar-benar menggabungkan kegembiraan, ketegangan, kecerdasan, hingga kerja sama tim. Tengok salah satu jebakan ini. Peserta tiba-tiba harus berdiri pada bilah pa- pan nan sempit. Mereka diberi pertanyaan. Kalau jawaban mereka salah, bilah itu akan masuk ke tembok dan memendek. Begitu terus sampai peserta terjerembap pada bidang gelap di bawahnya. Tegang-tegang lucu.
Di Indonesia, saat ini game tersebut tayang di GEM TV, kanal hasil kerja sama Nippon TV dan Sony Pictures Entertainment yang pada pengujung tahun lalu mengundang penulis ke Tokyo. ”Tantangan terbesar saya adalah ide-ide agar penonton tidak bosan,” ungkapnya dalam sesi wawancara di kantor Nippon TV, Tokyo.
dipandangnya punya modal besar agar tetap disukai penonton. Yakni, empati. Semakin penonton berempati kepada peserta, permainan itu akan lebih abadi.
Bagi Zaitsu, dorongan terbesar untuk bisa menciptakan permainan kreatif adalah rasa cinta. ”Agar orang tertarik dengan show, agar penonton excited, saya juga harus excited terhadap acara itu,” katanya.
Zaitsu mengaku mendedikasikan diri untuk setiap acara yang diciptakannya. ”Membikin program itu seperti menulis surat cinta,” ungkapnya. Well, generasi sekarang yang jarang menulis surat cinta barangkali tidak pernah merasakan ketegangan ini: mengungkapkan isi hati, membungkus dengan sebaikbaiknya, sembari harap-harap cemas apakah si penerima surat akan senang hati.
Juga, sebagaimana surat cinta, program Zaitsu pun pernah gagal. Dia memang tak menyebut nama program itu. ”Saya juga pernah tidak berhasil,” tegasnya.
Jepang dikenal sebagai negeri penghasil game show gila- gilaan. Acara tersebut banyak juga yang sukses di negara lain. (*/jan/c11/bersambung)