Jawa Pos

Kalahkan Semua Film X-Men

Deadpool Sudah Hasilkan Rp 3,19 T

-

LOS ANGELES – Walaupun hanya karakter spin-off dari X-Men, popularita­s Deadpool malah mengalahka­n skuad mutan yang digawangi Wolverine dan kawan-kawan. Itu terbukti dari pencapaian film Deadpool di box office. Antihero berkostum merah itu mengalahka­n semua film franchise X-Men.

Minggu (21/2) Deadpool mencatatka­n pendapatan domestik tertinggi selama sepuluh hari penayangan. Film arahan Tim Miller itu mengalahka­n tujuh franchise X-Men. Yakni, X-Men: The Last Stand, X-Men: Days of Future Past, X-Men: First Class, X2: X-Men United, X-Men, X-Men Origins: Wolverine, dan The Wolverine. Deadpool sukses meraup pendapatan total domestik sebesar USD 235, 39 juta (setara Rp 3,19 triliun).

Film ini sukses menempati urutan teratas pendapatan domestik akhir pekan. Hingga Minggu kemarin, adaptasi komik R-rated itu mengantong­i pendapatan akhir pekan sebesar USD 55 juta (se- tara Rp 738 miliar). Hasil tersebut lantas membuat film itu unggul atas film-film besar seperti Star Wars TFA, The Revenant, dan Zoolander No. 2.

Sejumlah review tentang keberhasil­an Wade Winton Wilson mencuri perhatian penikmat film pun muncul. Karakter Wilson alias Deadpool dinilai menyuguhka­n pandangan baru mengenai film action berbasis superhero. Deadpool yang sering dianggap sebagai antihero lebih dikenal dengan selera humor sarkasnya. ’’Suatu karakter yang dianggap telah hilang dalam diri sosok bertopeng, yang jago bertarung,” ujar Scott Mendelson, kontributo­r khusus perfilman untuk Forbes.

Sebagai pembanding, Mendelson memilih Wolverine –dikenal sebagai tokoh kunci dalam franchise X-Men– hingga dibuat spin-off-nya. Menurut dia, penggambar­an karakter Wolverine pada spin-off maupun film utama kurang berkualita­s atau inovatif. ’’Karakter dibuat dengan pakem klasik superhero,” ujar Mendelson.

Tokoh Wolverine dan mayoritas tokoh X-Men lainnya memang dibuat serius, dengan alur cerita dramatis atau beralur maju. Perjuangan superhero dibumbui adegan pertarunga­n yang minim humor. ’’Kecenderun­gan ini lantas terulang di film-film superhero lainnya sehingga menimbulka­n istilah superhero fatigue atau kejenuhan terhadap genre superhero,” tambah Mendelson.

Nah, Tim Miller dan kawan-kawan dinilai berhasil merombak pandangan tersebut. Tokoh Deadpool dibuat humoris dan tidak terlalu serius. Konsep film pun dibuat seolah melibatkan penonton, yakni Deadpool beberapa kali ”berbicara” dengan penontonny­a. Alur pun dibuat campuran, yakni maju dan mundur, sehingga penonton bisa mengetahui cerita sekaligus penyebab sebuah adegan di masa lalu. Itulah faktor yang membuat Deadpool mendapat tempat spesial di hati penikmat film.

Proses perubahan Deadpool menjadi mutan pun diceritaka­n dengan detail. Tidak seperti mutan X-Men yang mayoritas mendapat kekuatan secara genetik (atau bahkan tidak diketahui). ’’Kesuksesan Deadpool meruntuhka­n pandangan lama menjadi senjatanya box office,” ujar Mendelson. (Box Office Mojo/len/c10/jan)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia