Jawa Pos

Warga Blokade Jalan Kalianak Satu Jam

Banyak Lubang, Banyak Korban, tapi Minim Perbaikan

-

SURABAYA – Kemarahan warga di Kalianak akhirnya memuncak. Kemarin (22/2) mereka menutup Jalan Kalianak yang kondisinya rusak parah dan sudah memakan banyak korban. Kemacetan panjang pun tidak bisa dihindari

Bahkan, ada yang tidak dihadiri satu pun peserta. Dengan begitu, sekolah hanya perlu menyediaka­n rata-rata satu ruang ujian.

Misalnya, di SMAN 1. Proctor SMAN 1 Tri Widodo menjelaska­n, peserta awal yang terdaftar mengikuti UNP di SMAN 1 sebanyak 82 siswa. Namun, dari total peserta tersebut, hanya 15 siswa yang mendaftar ulang. ”Ternyata, yang hadir hari ini hanya satu siswa,” ujar Tri.

Padahal, SMAN 1 sudah menyiapkan empat ruang dengan empat server yang terdiri atas tiga server utama dan satu cadangan. Tri melanjutka­n, siswa yang sudah daftar ulang dimasukkan ke server utama. Peserta yang belum daftar ulang masuk ke server cadangan. ”Sebenarnya, peserta yang datang, meski belum daftar ulang, tetap kami layani,” ujarnya.

Sepinya peminat UNP juga terjadi di SMKN 2. Kepala SMKN 2 Djoko Pratmodjo mengungkap­kan, sebenarnya ada enam peserta yang akan mengikuti UNP di sekolah tersebut. Mata pelajaran ujian yang diujikan adalah bahasa Indonesia. ”Tapi, mereka tidak daftar ulang,” katanya.

Sementara itu, Waka Kurikulum SMAN 21 Moch Arifana menyebut ada 81 siswa yang terdaftar. Namun, yang mendaftar ulang hanya 14 siswa. Kemarin tidak ada siswa yang mengikuti UNP. Menurut dia, waktu ujian 14 peserta tersebut bisa berbeda-beda hingga masa pelaksanaa­n UNP berakhir pada 2 Maret mendatang. Sebab, itu bergantung pada mata ujian perbaikan yang akan diikuti.

Hal tersebut juga terjadi di SMAN 17. Dari 82 siswa yang terdaftar di online, hanya 28 siswa yang mendaftar ulang. Namun, yang terjadi di lapangan hanya 3 siswa yang mengikuti UNP di sekolah tersebut. Waka Kurikulum SMAN 17 Suwandi mengatakan, tidak semua siswa yang mendaftar berasal dari sekolah tersebut. ’’Menyebar. Karena tidak harus ujian di sini. Bisa di sekolah dekat mereka kuliah,’’ terangnya.

Suwandi mengatakan, waktu yang dipilih siswa disesuaika­n dengan jadwal kuliah mereka. Karena itu, pada setiap sesi, jumlah siswa yang mengikuti UNP berbeda-beda. ’’Yang hari ini hanya 3, tetapi besok bisa 25 siswa,’’ katanya.

Pada UNP hari pertama kemarin, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Jatim meninjau beberapa sekolah pelaksana UNP. Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dispendik Surabaya Sudarminto menerangka­n, UNP diselengga­rakan serentak secara nasional dengan berbasis komputer.

Dia tidak memungkiri minat peserta mengikuti UNP sangat minim. ”Jumlah yang hadir memang lebih sedikit lagi daripada peserta yang daftar ulang,” papar mantan kepala SMAN 16 itu. Apalagi UNP tidak wajib diikuti siswa yang mendapat nilai di bawah standar kompetensi lulusan (SKL), yakni 55.

Berdasar pantauan di lapangan, lanjut dia, ada beberapa alasan siswa tidak dapat hadir saat UNP. Di antaranya, pelaksanaa­n UNP berbarenga­n dengan jadwal ujian tengah semester perkuliaha­n, peserta tidak mendapat izin dari tempat kerja, lalu pelaksanaa­n UNP tidak wajib. ”Kalau sudah kuliah dan tidak ada tuntutan apa pun, ya itu yang paling memengaruh­i minat siswa,” ujar Sudarminto.

Karena itu, dispendik berharap peserta yang tidak hadir UNP kali ini bisa ikut pada UNP periode tahun pelajaran berikutnya yang diselengga­rakan Oktober mendatang,” ungkapnya. ”Kami mencoba usulkan hal ini ke Dikbud Jatim dulu,” tambah Sudarminto. (bri/puj/elo/ara/c6/end)

 ?? DITE SURENDRA/JAWA POS ?? BUNTU: Warga di sekitar Jalan Kalianak memblokade jalan dengan bangku dan kayu kemarin. Hanya kendaraan
roda dua yang diperboleh­kan lewat. Foto kanan, di Jalan
Kalianak banyak aspal yang berlubang
dan terkelupas.
DITE SURENDRA/JAWA POS BUNTU: Warga di sekitar Jalan Kalianak memblokade jalan dengan bangku dan kayu kemarin. Hanya kendaraan roda dua yang diperboleh­kan lewat. Foto kanan, di Jalan Kalianak banyak aspal yang berlubang dan terkelupas.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia