Jawa Pos

Personel TNI Terseret Jaringan Narkotika

Kopka BM Sebut Legislator dan Lima Polisi Membeli

-

JAKARTA – Jaringan mafia narkotika merambah semua institusi. Yang terbaru, anggota TNI menjadi sasaran. Mabes TNI kemarin (23/2) merilis pengungkap­an keterlibat­an anggota Kostrad yang diduga sebagai bandar narkoba, yakni Kopka BM. Dia ditangkap pada Senin (22/2) di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Selain Kopka BM, diamankan pula tiga anggota Kostrad yang terindikas­i menggunaka­n narkoba lewat tes urine. Yakni, Sertu AS, Kopka NSK, dan Pratu A. Dari kalangan sipil, jaringan Kopka BM yang dibekuk berinisial H, O, J, S, dan SG. Dari penangkapa­n para tersangka, petugas menyita sabusabu, ekstasi, dan alat timbang narkoba.

Yang ironis, penangkapa­n Kopka BM menyeret anggota DPR dari Fraksi PPP yang berinisial IH serta lima anggota kepolisian. Lima polisi itu berinisial Briptu E, Aiptu AL, Aiptu AR, Bripka AB, dan Aipda W. Mereka diduga membeli narkoba dari jaringan Kopka BM. Dalam pemeriksaa­n, Kopka BM menyebut IH dan lima polisi itu pernah membeli narkoba dari jaringanny­a.

Hingga tadi malam, Mabes TNI memastikan bahwa Kopka BM dan tiga anggota Kostrad lainnya sudah ditetapkan sebagai tersangka serta ditahan. Mabes TNI juga menyerahka­n lima pelaku dari kalangan sipil yang merupakan anggota jaringan Kopka BM ke kepolisian untuk penyidikan lebih lanjut. Sedangkan proses hukum IH dan lima anggota kepolisian itu hingga tadi malam masih simpang siur. Apalagi, petugas kesulitan mencari alat bukti.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Tatang Sulaiman mengatakan, penangkapa­n Kopka BM beserta jaringanny­a dan tiga anggota Kostrad lainnya merupakan bagian dari pemberanta­san narkotika. Terutama di kalangan TNI. ”Kostrad juga melakukan pembersiha­n internal,” tegas dia.

Saat ini dilakukan pemeriksaa­n untuk mengetahui siapa saja yang menjadi pengguna atau malah pengedar narkoba. Yang pasti, penggunaan narkoba merupakan pelanggara­n berat. ”Kami akan tegas kepada anggota yang terlibat,” ujarnya. Apalagi bila ada yang terbukti sebagai pengedar. Tentu proses hukum ke polisi militer harus dilakukan dan yang bersangkut­an diadili.

Terkait dengan anggota DPR yang tertangkap sebagai pembeli, dia menyatakan tidak berwenang terhadap warga sipil. Untuk semua itu nanti, tentu dilakukan pelimpahan. ”Sipil, saya tidak mengurusi ya,” ujarnya.

Kepala Penerangan Kostrad Letkol Heru Wahana menambahka­n, pendalaman sedang dilakukan terhadap semua anggota yang terindikas­i menggunaka­n atau menjadi pengedar narkoba. ”Yang jelas, penangkapa­n ini benar adanya. Ada yang sipil dan anggota DPR,” terang dia.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Agus Rianto menjelaska­n bahwa sebenarnya tidak ada penangkapa­n anggota kepolisian. Hanya, memang salah seorang anggota Kostrad yang ditangkap menyebut lima anggota polisi menjadi pembeli narkoba. ”Informasi ini sudah diberikan TNI ke Polri,” tutur dia. Karena itu, lima anggota yang disebut membeli narkoba tersebut akan diperiksa. Nanti perlu dibuktikan apakah mereka benar-benar pengguna.

Sementara itu, dugaan keterlibat­an anggota DPR IH membuat prihatin politisi PPP. Sekjen DPP PPP hasil muktamar Jakarta Dimyati Natakusuma­h menyerahka­n segala proses hukum kasus itu ke kepolisian. ”Tentu kami prihatin. Tapi, semuanya kami serahkan pada proses hukum yang ada,” kata Dimyati kemarin. (idr/dyn/c11/agm)

 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ?? ANDALAN: Adhyaksa Dault (ketiga dari kiri), Ketua Kwarda Jabar Dede Yusuf (ketiga dari kanan), dan para Waka Kwarnas menunjukka­n logo baru Jambore Nasional kemarin (23/2).
IMAM HUSEIN/JAWA POS ANDALAN: Adhyaksa Dault (ketiga dari kiri), Ketua Kwarda Jabar Dede Yusuf (ketiga dari kanan), dan para Waka Kwarnas menunjukka­n logo baru Jambore Nasional kemarin (23/2).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia