Kembali Memanusiakan Manusia
TULISAN ini berangkat dari pertanyaan seorang pengusaha sukses Mas Jefri Hendra Yahya, salah seorang jamaah setia Bumi Shalawat. ’’Pak Haji Ali, apa LGBT itu?’’ LGBT atau GLBT merupakan singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Saat ini banyak orang tertenung sihir kebebasan. Membuat hampir tak ada lagi rasa malu dalam kehidupan nyata. Saran akal sehat diremehkan sehingga bukan berpikir wajar dan rasional yang hadir di antara mereka, melainkan selimut kepalsuan yang penuh jurus mabuk yang membingungkan.
Jerit dan tangis orang-orang kecil di rumah kumuh tak mampu menggugah hati mereka. Sebaliknya, membuka pikiran-pikiran kalap untuk menghancurkan keteduhan dan ketenangan masyarakat. Perlu diketahui LGBT yang ada sekarang ini telah dijadikan senjata. Ini merupakan proyek besar musuh-musuh Islam untuk menghancurkan umat Islam, khususnya di Indonesia. Target mereka adalah melegalkan perkawinan sejenis. Padahal, binatang saja tidak mau melakukan perkawinan sejenis.
Dalam tulisan ini, saya mengajak seluruh anak bangsa dan siapa yang mengaku iman kepada Allah dan Rasul-Nya untuk tetap berusaha istiqamah berjuang. Sebab, hidup adalah pergulatan kebenaran dan kebatilan. Allah SWT berfirman, Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS At-Tin: 4–6)
Setelah bersumpah dengan buah-buahan yang bermanfaat dan tempat-tempat yang mulia, Allah menegaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan psikis terbaik. Dari segi fisik, misalnya. Hanya manusia yang berdiri tegak sehingga otaknya bebas berpikir untuk menghasilkan ilmu. Tangannya juga bebas bergerak untuk merealisasikan ilmunya itu sehingga lahirlah teknologi.
Bentuk manusia adalah yang paling indah dari semua makhluk-Nya. Dari segi psikis, hanya manusia yang memiliki pikiran dan perasaan yang sempurna. Lebih dari itu, hanya manusia yang beragama. Banyak lagi keistimewaan manusia dari fisik dan psikis itu yang tidak mungkin dapat diuraikan dalam tulisan yang singkat ini.
Penegasan Allah bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi psikis dan fisik terbaik tersebut mengandung arti bahwa psikis dan fisik manusia itu perlu dipelihara dan ditumbuhkembangkan. Fi- sik manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan gizi yang cukup dan menjaga kesehatannya. Sementara itu, psikis manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan memberinya agama dan pendidikan yang baik.
Jika fisik dan psikis manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan, manusia dapat memberikan kemanfaatan yang besar bagi alam ini. Dengan demikian, dia menjadi makhluk yang mulia. Hal ini bisa kita temukan pada firman Allah SWT, Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS Al-Isra: 70)
Allah memuliakan bani Adam, yaitu manusia, dari makhluk-makhluk yang lain, baik malaikat, jin, semua jenis hewan, maupun tumbuhtumbuhan. Kelebihan manusia dari makhluk-makhluk yang lain berupa fisik maupun psikis.
Selain pancaindra yang sempurna, manusia diberi hati yang berfungsi untuk menimbang dan membuat keputusan. Allah SWT berfirman, Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur. (QS An-Nahl: 78)
Semoga Indonesia tetap aman dan berkah, meski di dalamnya banyak orang nyeleneh yang ingin melegalkan perkawinan sejenis, mengaku menjadi nabi, sampai melakukan teror dan kekerasan. Di sisi lain, ada sekelompok orang yang terjebak dalam radikalisme, terorisme, dan narkoba yang harus diwaspadai.
Aksi mereka mengancam keutuhan dan keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka secara tidak sadar telah menjemput bencana. Bahkan, menghancurkan keselamatan bangsa dan negara. Hal itu bisa ditemukan dalam surah Hud ayat 82. Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Lut itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (QS Hud: 82)
Hari ini banyak orang salah dan keliru dalam menafsirkan arti kebebasan di tengah masyarakat. Seluruh anak bangsa hendaknya mampu menampilkan kebebasan yang diletakkan dengan rasa tanggung jawab. Di sini harus disadari, kebebasan berbicara mempunyai konsekuensi logis untuk berbicara santun, terutama bagi para pemimpin yang merupakan contoh dan panutan masyarakat.
Saya mendengar dan melihat di acara televisi ada segelintir orang dengan alasan kebebasan, kesetaraan, dan hak asasi manusia (HAM) dengan tegas memperjuangkan terwujudnya pernikahan sejenis. Ini namanya kebebasan yang kebablasan. Menentang agama, tidak memanusiakan manusia, sekaligus merobohkan bangsa dan negara.
Di sini perlu diketahui bahwa dampak negatif dari fenomena LGBT tidak hanya ditinjau dari sisi kesehatan atau pribadi seseorang saja, bahkan juga mengikis dan menggugat keharmonisan hidup bermasyarakat. Dari sudut sosiologi, ia akan mengakibatkan peningkatan gejala sosial dan maksiat hingga tidak dapat dikendalikan.
AGOES ALI MASYHURI*
* Pengasuh Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Sidoarjo,
Jatim (@gusali_bsh)