Mandiri Cetak Laba Rp 20,3 Triliun
Kredit ke Sektor Produktif Naik Signifikan
JAKARTA – Stagnasi perek1onomian tahun lalu berimbas pada kinerja sektor perbankan. Salah satunya adalah Bank Mandiri (BMRI) yang hanya berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih tipis 2,3 persen jika dibandingkan dengan akhir 2014.
Dalam paparan kinerja kemarin (23/2), Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menya- takan bahwa perseroan berhasil mencetak pertumbuhan kredit 12,4 persen menjadi Rp 595,5 triliun. Bank juga sukses menekan rasio kredit bermasalah (NPL) di level terjaga 0,9 persen.
’’Bank Mandiri terus memacu pembiayaan ke sektor produktif. Pada akhir 2015, kredit ke sektor produktif tercatat tumbuh 13 persen menjadi Rp 463,8 triliun,’’ terang Budi.
Pertumbuhan kredit menjadi motor peningkatan aset perseroan dari Rp 855 triliun pada akhir 2014 menjadi Rp 910,1 triliun akhir tahun lalu. Laba bersih pun meningkat 2,3 persen menjadi Rp 20,3 triliun bila dibandingkan dengan akhir 2014 sebesar Rp 19,9 triliun.
Budi menuturkan, segmen mikro mencatatkan pertumbuhan kredit tertinggi, yakni mencapai 22,9 persen menjadi Rp 42,5 triliun. Kredit sektor UMKM juga tumbuh 3,2 persen menjadi Rp 75,8 triliun.
Selain itu, Bank Mandiri menjadi salah satu penyalur kredit usaha rakyat (KUR). Hingga akhir 2015, jumlah nasabah KUR Mandiri tercatat 466 ribu dengan limit kredit Rp 21,7 triliun. Jumlah KUR yang telah disalurkan kepada 70.318 debitor sebesar Rp 3,5 triliun.
Selain pendapatan bunga, Bank Mandiri mencetak kenaikan pendapatan premi 16 persen menjadi Rp 48,5 persen dan pertumbuhan fee based income 23,7 persen menjadi Rp 18,6 triliun. BMRI juga mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Rp 676,4 triliun pada akhir 2015 dari Rp 636,4 triliun pada tahun sebelumnya. (dee/c14/noe)