Hujan Tinggi, Cabai Potensi Gagal Panen
SURABAYA – Curah hujan tinggi membuat petani cabai khawatir. Terutama dampaknya terhadap panen raya yang berlangsung mulai pertengahan Maret nanti.
Ketua Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim Sukoco menyatakan, sekarang sebagian wilayah sudah panen. Karena baru sebagian yang panen, belum terlihat adanya kegagalan. Namun, indikasi terjadinya kegagalan sudah tampak. Misalnya, hasil panen cepat membusuk.
Biasanya, lanjut Sukoco, curah hujan tinggi berpengaruh terhadap penurunan produktivitas yang bisa mencapai 60 persen per hektare. Jika itu terjadi, suplai cabai di pasaran menurun dan harganya bakal melonjak. Bukan hanya petani yang rugi, tetapi juga konsumen. ’’Harapan kami, mudah-mudahan pada panen raya nanti kegagalan tidak meluas,’’ ujarnya kemarin (23/2).
Pada kondisi sekarang, harga cabai merah besar justru turun. Koreksi harga disebabkan suplai yang melimpah. Beberapa wilayah seperti Malang, Gresik, Banyuwangi, dan Kediri sudah memasuki musim panen. Puncak panen berlangsung pada Maret–April nanti.
Seminggu lalu harga cabai merah besar Rp 30.000 per kg. Kini harganya turun menjadi Rp 25.000–Rp 26.000 per kg. Sebaliknya, harga cabai rawit merah malah naik dibandingkan pekan sebelumnya dari Rp 9.000–Rp 10.000 menjadi Rp 12.000–Rp 13.000. Namun, harga cabai rawit masih di bawah cabai merah besar karena hampir semua wilayah di Jatim terdapat cabai rawit.
Hingga kini, luas areal yang sudah panen baru mencapai 40 persen. Luas terus meningkat sejalan dengan panen raya yang berlangsung pada Maret–April. ’’Untuk itu, perlu perawatan ekstra seperti menyiapkan pupuk dan mengendalikan hama,’’ jelasnya.
Berdasar harga di Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga dan Bahan Pokok Jatim milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, per kemarin (23/2) harga cabai merah besar keriting Rp 27.602 per kg. (res/c15/oki)