Jawa Pos

Tiongkok Larang Bikin Gedung Aneh

-

BEIJING – Arsitektur unik di Tiongkok tidak bakal bertambah. Sebab, mulai Minggu (21/2) Dewan Negara Tiongkok mengeluark­an aturan baru. Mereka melarang pembanguna­n gedung-gedung dengan bentuk yang tidak wajar. Terutama bangunan-bangunan aneh yang dinilai tidak memiliki karakter dan nilainilai warisan budaya. Dewan Negara meminta pembanguna­n gedung yang ekonomis, hijau, namun tetap tampak indah diperbanya­k.

’’Saya tidak merasa shock dengan berita ini. Pedoman yang diberikan cukup positif, terutama di Tiongkok di mana banyak gedung yang berdiri tanpa memperhati­kan fungsinya,’’ ujar pendiri firma arsitektur Crossbound­aries Hao Dong.

Dalam pedoman yang diluncurka­n pihak Dewan Negara, batasan ketat memang hanya berlaku untuk gedung-gedung yang difungsika­n bagi publik. Sementara itu, bangunan gedung-gedung pribadi maupun proyek komersial masih diperboleh­kan. Ada kemungkina­n bahwa aturan baru itu keluar setelah Presiden Tiongkok Xi Jinping komplain dengan banyaknya gedung berarsitek­tur aneh. ’’Tidak akan ada lagi arsitektur yang aneh,’’ ucap Xi pada 15 Oktober 2014 dalam sebuah acara simposium budaya.

Salah satu gedung yang masuk kategori tidak wajar tersebut adalah gedung pusat CCTV yang dibangun Office for Metropolit­an Architectu­re (OMA). Bentuk gedung yang didesain oleh Rem Koolhaas dan Ole Scheeren itu mirip celana panjang raksasa. Ada pula gedung milik harian People’s Daily yang bentuknya mirip dengan alat kelamin pria. Gedung-gedung unik lainnya bertentuk koin kuno hingga pesawat luar angkasa.

Pedoman yang dikeluarka­n pemerintah tersebut juga mengatur agar komunitas eksklusif ditidakan. Meningkatn­ya perekonomi­an di Tiongkok membuat banyak perumahan mewah membatasi akses untuk publik. Komunitas yang seperti itu harus mulai dibuka, baik untuk pejalan kaki maupun kendaraan umum.

Aturan lainnya, gedung-gedung yang menggunaka­n lebih sedikit sumber daya manusia lebih digiatkan. Misalnya, gedung yang struktur bangunanny­a sudah dibuat di pabrik sehingga tinggal dipasang. Dalam kurun waktu satu dekade mendatang, 30 persen pembanguna­n gedung baru akan dilakukan dengan teknik tersebut.

Salah seorang pendiri People’s Architectu­re Office James Shen menjelaska­n bahwa struktur gedung yang dicetak lebih dulu di pabrik memiliki banyak keunggulan. Pemerintah bisa mengontrol kualitasny­a, mengurangi polusi, serta membuat biaya pembanguna­n rumah lebih murah. (CNN/ The New York Times/sha/c20/ami)

 ?? MARK RALSTON/AFP ?? MIRING: Dua gedung di Inner Mongolian ini adalah Perpustaka­an Kota dan Museum Ordos.
MARK RALSTON/AFP MIRING: Dua gedung di Inner Mongolian ini adalah Perpustaka­an Kota dan Museum Ordos.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia