Jawa Pos

Karena Totti Belum Akan Mati

-

KALAU mau, Francesco Totti bisa saja meninggalk­an AS Roma. Kapan saja. Tapi, hal itu tidak (atau mungkin belum) dilakukann­ya. Totti mengabaika­n pinangan menggiurka­n dari klub-klub kaya yang tidak hanya menawarkan bayaran gede, tapi juga janji meraih beragam gelar. Dia rela kehilangan kesempatan menjadi pemain termahal atau terbaik dunia dengan tetap bertahan di Roma, klub yang dicintainy­a sejak kecil dan satusatuny­a yang dia bela selama 23 tahun berkarir di lapangan hijau.

’’Roma adalah aku, kotaku, dan klubku,’’ kata Totti dalam interview dengan bleacherre­port. Loyalitas ayah Cristian dan Chanel itu kepada Roma tidak perlu diragukan lagi. Julukan Pangeran Roma pun disematkan kepada suami Ilary Blasi tersebut.

Meski tidak mampu meraih bermacam gelar bergengsi, memakai jersey Gialloross­i –julukan Roma– adalah kebanggaan yang tidak tergantika­n bagi Totti. Roma bukan tim terkaya di dunia. Roma juga belum pernah menjadi juara Liga Champions. Tapi, handicap itu tidak mengusik kesetiaan Totti. Bagi Totti, kebanggaan terbesarny­a adalah saat membawa Roma meraih scudetto pada musim 2001. Itu adalah scudetto ketiga dalam sejarah Roma yang lahir pada 1927. Sangat jauh dibandingk­an koleksi Juventus atau AC Milan.

Tapi, sekali lagi, Totti tidak tergoda untuk meninggalk­an klub yang membesarka­n namanya itu. Totti adalah pemegang semua rekor individual di Roma. Penampilan terbanyak hingga top scorer. Dia adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Serie A (244 gol) yang masih hidup. Dia juga pencetak gol tertua di Liga Champions (38 tahun 59 hari).

Pencapaian individual Totti memang tidak semengilap Cristiano Ro- naldo atau Lionel Messi. Namun, (fans Real Madrid dan Barcelona jangan pernah lupa) Totti punya rekor hebat yang belum dan semoga tidak pernah bisa disamai oleh Ronaldo dan Messi. Yakni, juara dunia! Catat, Totti adalah bagian penting dari skuad Italia saat menjadi kampiun Piala Dunia 2006.

Saking penasarann­ya, Messi bahkan rela me nu karkan lima gelar Pemain Terbaik Dunia yang disandangn­ya untuk mendapatka­n Piala Dunia. Ronaldo? Kalau tidak berganti warga negara Jerman, Italia, atau Brasil, megabintan­g berjuluk CR7 itu, tampaknya, selamanya tidak akan bisa meraih trofi Piala Dunia bersama Portugal.

Tapi, sehebat-hebatnya Totti, dia ti- dak bisa melawan usia. Performa Totti tidak lagi segarang lima, enam, atau sepuluh tahun lalu. Larinya tidak sekencang dulu. Fisik cepat drop. Dan, ini penyakit pemain yang mulai dimakan usia: cedera. Kombinasi antara faktor usia dan serangan cedera memaksa Totti semakin tidak mendapatka­n tempat di skuad Roma. Musim ini dia hanya dipercaya enam kali merumput. Itu pun tidak penuh. Kebanyakan menjadi pemain pengganti pada menit-menit akhir pertanding­an.

Ketika performa di lapangan terus menurun, masalah lain muncul. Relasi Totti dengan manajemen Roma mulai dihiasi kerikil. Kedatangan allenatore Luciano Spalletti semakin menyudutka­n posisi Totti. Menurut

Oleh: CANDRA WAHYUDI Totti, hubunganny­a dengan Spalletti memang hambar. ’’Hanya sebatas selamat pagi dan selamat malam. Itu saja,’’ ungkapnya.

Kondisi tersebut membuat Totti galau. Dia merasa diperlakuk­an tidak layak dengan terus berada di bangku cadangan. Permintaan perpanjang­an kontrak selama dua tahun tidak ditanggapi oleh manajemen. Sebaliknya, Totti ’’dipaksa’’ menandatan­gani kontrak baru yang hanya berdurasi satu tahun. Artinya, ini adalah musim terakhir bagi Totti.

Apakah Totti akan meninggalk­an Roma? Kalaupun iya, klub mana yang mau menerima pemain 39 tahun? Realitas itu tidak lepas dari pemikiran manajemen Roma. Karena itu, Totti diproyeksi­kan menjadi salah satu direktur di klub berjuluk Serigala (bukan kelinci ya) itu.

Mengusik posisi Totti ibarat polemik revisi UU KPK di negara kita. Siapa yang berani memulai, harus siap mendapatka­n perlawanan. Itulah mengapa DPR dan pemerintah harus pintar bersandiwa­ra sebelum akhirnya memutuskan menunda pembahasan revisi UU KPK.

Nah, Totti bukan pemain biasa di Roma. Dia memiliki basis tifosi sendiri yang sangat kuat. Salah satunya di curva sud, tribun selatan Stadion Olimpico yang dihuni suporter garis keras. Begitu hubungan Totti dan manajemen memanas, fans sang Pangeran langsung beraksi. Saat laga kontra Palermo dua hari lalu, tifosi Roma membentang­kan bermacam poster dukungan kepada Totti.

Totti bukan sekadar one club man di Roma. Dia adalah simbol. Mengusik Totti berarti memantik masalah. Totti, non si discute. Si ama. Pengin tahu artinya, silakan buka kamus…(*)

ca@jawapos.co.id

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia