Parfum Misterius sang Genius
JEAN- Baptiste Grenouille adalah seorang yatim piatu dengan indra penciuman yang tajam. Dia dapat mendeteksi bau yang tidak dirasakan orang lain secara normal. Kelebihan itu pun dia manfaatkan untuk menjadi pembuat parfum ternama. Dengan keunikan dan daya imajinasi ’’nyeleneh’’ sang penulis, kisah Grenouille sangat sayang dilewatkan. Pendapat serupa dikemukakan para
’’Bagian awalnya aja udah bikin aku merinding,’’ ucap Nita Anggraini. Sebab, saat masih bayi, Grenouille begitu rakus jika dibandingkan dengan bayi lain. Salah seorang ibu yang menyusuinya akhirnya tidak tahan. ’’Aku kira dia benar-benar anak iblis. Selain rakus, aroma tubuh Grenouille beda dengan bayi pada umumnya,’’ kata mahasiswa Universitas Airlangga tersebut. Namun, perasaan seram saat membaca Perfume:
tidak menyurutkan rasa penasaran Nadya Kartika dari SMAN 14 Surabaya. Ambisi Grenouille membuat parfum diacungi jempol oleh Nadya. Apalagi saat Grenouille membikin parfum di rumah Baldini. ’’ As we know, bau lemak kambing bukan bau yang layak dijadikan parfum. Kehebatan Grenouille meracik parfum emang nggak perlu diragukan,’’ tuturnya.
Lalu, bagaimana bila dibandingkan dengan versi filmnya? Ranti Ayu asal SMAN 1 Surabaya sih tetap terbawa suasana tegang layaknya dalam buku. Ranti paling terhipnotis dengan adegan Grenouille mengesktrak tubuh perempuan untuk dijadikan bahan 13 parfum terbaik di dunia. ’’Hebat ya. Kok bisa dia punya indra penciuman sedetail itu? Tapi, agak seram sih kalau orang seperti dia benar-benar ada,’’ jelas Ranti.
Sayangnya, menurut Khelvin, penggambaran karakter Grenouille dalam film garapan Tom Tykwer itu kurang kuat. Namun, soal suasana dan alur cerita, bookclubber asal SMA Trimurti Surabaya tersebut sependapat dengan Ranti. ’’Aku bersimpati sama Grenouille waktu dia diasingkan. Tapi, dalam film, sosok Grenouille benar-benar jahat. Menurutku, itulah perbedaan yang cukup kompleks,’’ terangnya.
Di sisi lain, adegan Grenouille memburu banyak perempuan untuk dijadikan bahan parfum adalah bagian favorit Cornelius Hansen. Menurut dia, cara Grenouille menculik para gadis itu out of the
dari Universitas Kristen Petra Surabaya tersebut bahkan sampai tegang saat melihat proses ekstraksinya. ’’Di film, Grenouille dibuat nggak sengaja membunuh gadis pertama. Padahal, dalam novel dijelaskan bahwa Grenouille berambisi membunuh gadis itu,’’ ujar Hansen.
meski ada sedikit perbedaan antara novel dan film, Ranti, Khelvin, dan Hansen tidak lantas kecewa. Tiga bookclubber yang sudah melihat filmnya itu bilang bahwa film tersebut recommended. ’’Waktu selesai baca novelnya dan nonton filmnya, aku langsung merekomendasikan filmnya kepada teman-temanku,’’ tandas Ranti. (fri/c14/rat)