Atlet pun Dihipnotis
SEORANG atlet yang kondisi fisik dan kesehatannya bagus tak akan bisa tampil maksimal jika kondisi psikologisnya bermasalah. Bila hal itu terjadi, atlet dapat menjalani program konseling dan terapi yang dilakukan tim psikolog KONI Jatim. Bila psikologis bagus, keahlian dalam teknik dan kepercayaan diri juga bagus.
Setiap minggu, tim psikolog KONI Jatim berkunjung ke tempat latihan cabor-cabor untuk melihat kondisi psikis atlet. Rata-rata atlet yang psikologisnya bermasalah lantaran tekanan dari keluarga hingga stres dengan target emas yang disematkan padanya.
Menurut tim psikolog KONI Jatim Fenty Kusuma, ada atlet yang stres lantaran dipaksa orang tuanya ikut di banyak nomor agar bisa dapat emas lebih banyak.
Selain itu, banyak atlet yang kurang percaya diri lantaran masih berusia muda dan baru kali pertama mengikuti PON. ’’Melihat atlet daerah lain yang lebih senior, biasanya atlet merasa minder,’’ ujar alumnus Jurusan Psikologi Unesa itu.
Tim psikolog juga dapat melakukan hipnoterapi pada atlet. Contohnya pada atlet paralayang yang turun di nomor ketepatan mendarat di mana bila atlet pas mencapai titik target akan mencapai nilai sempurna. Nah, selama latihan, atlet tersebut sudah merasa lurus dengan titik target bila dilihat dari udara. Namun, begitu menjejakkan kaki di tanah, ternyata yang terjadi tidak demikian. ’’Kami hipnotis sambil dia membayangkan kakinya benarbenar melayang di udara, lalu pas mencapai target. Syukurlah, atlet tersebut bilang kini hasilnya bisa lebih bagus,’’ imbuhnya. (nes/c17/tom)