Jawa Pos

Ajak Selfie untuk Promosi secara Viral

MuDo, Parade Seni Mural di Gang Dolly Penarik Wisata Urban Wisma Barbara pernah berjaya pada masanya. Menjadi pusat perhatian di bidang bisnis esek-esek. Setelah dibeli pemkot, gedung itu penuh aktivitas yang positif. Untuk menarik wisatawan, satu lagi in

-

KEGEMARAN masyarakat urban memotret, lantas mengunggah segala hal ke media sosial seperti

atau Instagram yang dikombinas­ikan dengan pemanfaata­n kembali Gang Dolly sebagai kampung wisata memantik ide di kepala Wiryadi Dharmawan

Pria yang biasa disapa Cak Waw itu ingin membuat mural di dinding luar Wisma Barbara. Dia yakin bahwa mural bisa membuat status baru Dolly menyebar secara viral.

Dalam bayangan pria 39 tahun itu, orang-orang yang gemar selfie akan tertarik untuk datang, mengabadik­an gambar diri dengan latar belakang mural, lantas mengunggah hasilnya. Semakin banyak yang tahu, kian banyak pula yang mengunjung­i Dolly. Surabaya Creative Network, komunitas tempatnya bergabung, membantu meminta izin ke Bu Risma. Bantuan juga diulurkan oleh komunitas Gerakan Melukis Harapan.

Izin pun dikantongi. Dalam pengerjaan­nya, Cak Waw dibantu warga setempat. Prosesnya tidak lama. Hanya empat hari. Mereka berusaha agar mural selesai sebelum peresmian Dolly sebagai kampung wisata. ”Garapnya ya santai-santai nggethu. Teman-teman kan garapnya sepulang kerja. Hambatanny­a cuma hujan,” ucap pembuat animasi Trio Hantu Cs tersebut.

Mural hadir di tembok lantai 1. Wisma Barbara sendiri memiliki enam lantai. Ada empat gambar yang dihasilkan Cak Waw bersama kawan-kawannya. Yakni, lorong waktu, sayap kupu-kupu dan kelelawar, gambar karakter Trio Hantu Cs dan Culoboyo, lalu lukisan bertajuk Putat Jaya: Kampung Kecil Sejuta Cerita. Menurut Cak Waw, pemilihan gambar dibantu warga. ”Mereka membuat quote dan kami visualkan,” ujar pria kelahiran 18 November 1975 itu.

Tiap goresan memiliki makna. Misalnya lorong waktu yang menyambut di depan gang. Lukisan dengan warna biru bergradasi itu seolah-olah mengajak penghuni Dolly menuju tempat yang lebih kreatif. Dua lukisan tiga dimensi yang bergambar kupu-kupu dan kelelawar punya cerita berbeda. ”Filosofiny­a, sayap ini membantu meraih cita-cita lebih tinggi,” kata Cak Waw.

Rupanya, mural tersebut sukses menarik perhatian warga Surabaya. Kini bertebaran unggahan foto mural dengan hashtag #MuralDolly atau #MuDo di timeline Instagram. ”Kami ingin men- direct orang utuk datang ke sini. Mengubah image Dolly lebih kreatif. Dolly bisa menjadi jujukan tempat pariwisata baru,” papar Yudi Susanto dari Surabaya Creative Network.

Dia berharap MuDo tidak hanya ada di Dolly. Kampung lain di Surabaya juga bisa punya mural yang sesuai dengan karakter masing-masing. ”Nah, kebetulan, MuDo ini jadi proyek pertama Surabaya Creative Network,” kata Yudis, panggilan Yudi Susanto.

Pemilihan mural sebagai proyek pertama lebih mempertimb­angkan dampak yang tercipta. Sebab, visual lebih mudah diterima mata. Menurut dia, gambar bisa menjadi kenang-kenangan. ”Semacam penanda kalau sudah pernah di tempat itu,” ujar Yudis.

Ke depan, dia ingin mural itu bisa meramaikan gang-gang lain di Putat Jaya. Wisma Barbara pun masih menyisakan banyak warna putih di dinding luarnya. ”Penginnya, semua dinding ini digambar. Tapi, ya waktu dan tenaganya masih kurang. Semoga ada program lanjutan,” ucapnya.

Surabaya Creative Network merupakan organisasi industri kreatif yang mewadahi seniman kreatif di Surabaya. Mereka bertujuan menaikkan industri kreatif menjadi ekonomi kreatif. MuDo merupakan langkah awal mereka. Hafshoh Mubarak selaku ketua mengatakan, MuDo adalah peletakan batu pertama. ”Untuk mempromosi­kan Surabaya dan hasilnya memang untuk Surabaya,” ujar perempuan yang kerap disapa Haf itu. (cik/c11/any)

 ?? IRA KURNIASARI/ JAWA POS ?? MENGANDUNG HARAPAN: Tim SCN di depan mural bergambar sayap burung dan kelelawar.
Path,
IRA KURNIASARI/ JAWA POS MENGANDUNG HARAPAN: Tim SCN di depan mural bergambar sayap burung dan kelelawar. Path,
 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? Facebook, PERMINTAAN WARGA: Kutipan yang dimasukkan dalam mural merupakan usulan warga setempat yang divisualis­asikan oleh Cak Waw dan kawan-kawan.
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS Facebook, PERMINTAAN WARGA: Kutipan yang dimasukkan dalam mural merupakan usulan warga setempat yang divisualis­asikan oleh Cak Waw dan kawan-kawan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia