Masih Gugup, Siswa Perkuat Tryout Online
Ujian Nasional 2016 Pakai Dua Kurikulum
SURABAYA – Pelaksanaan ujian nasional (unas) tinggal dua bulan lagi. Karena itu, siswa peserta unas harus belajar ekstra keras. Siswa pun menyambut unas dengan persiapan matang. UNBK merupakan kali pertama bagi siswa kelas IX SMP tahun ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak yang ketar-ketir menggunakan sistem unas dengan komputer tersebut. Misalnya, yang diungkapkan siswa SMPN 3 Aninda Gista Alifia.
Alifia menuturkan, awalnya, sistem UNBK membuatnya gugup. Namun, dia mengurangi kegugupan itu dengan belajar rajin. ’’Saya coba latihan soal terus. Di sekolah juga banyak diberi bimbel dan tryout,’’ katanya.
Saat simulasi UNBK pada pekan lalu, dia menemukan soal matematika yang tidak jelas. ’’Soal bergambar bangunan, tapi gambarnya tidak muncul,’’ ungkapnya. Melihat itu, Alifia langsung proaktif bertanya kepada pengawas simulasi dalam ruang. ’’ Tapi, setelah diutak-atik sebentar, sudah bisa muncul,’’ tutur siswa yang berkeinginan masuk SMAN 5 tersebut.
Menurut dia, sistem UNBK memberikan kemudahan daripada unas paper based test (PBT). ’’Tinggal klikklik saja, tidak perlu menghitamkan lembar jawaban komputer kalau pakai manual,’’ jelas siswa 13 tahun itu.
Nisrinaa Wida Syahrastani, siswa SMPN 20 Surabaya, mengaku pernah mengalami gangguan saat simulasi UNBK. ’’Waktu itu saya sudah connect dan mengerjakan soal, namun tibatiba kembali lagi laman awal,’’ terangnya. Tidak hanya saat simulasi, ketika mencoba tryout online, Wida mengungkapkan bahwa terdapat soal yang tidak ada jawabannya. ’’Soal nomor sepuluh, jawabannya di nomor 40,’’ ujarnya.
Namun, saat ditanya kesiapan unas, Wida menjawab sudah siap 100 persen. ’’Sudah belajar dan latihan soal,’’ ucapnya. Namun, yang menjadi kekhawatiran Wida justru saat unas CBT itu berlangsung. ’’Kalau komputer tibatiba error dan harus berganti tempat akan menyulitkan dan mengganggu konsentrasi,’’ tuturnya.
Senada dengan itu, Noarifumi Aisyah, siswi SMPN 34 Surabaya, mengaku cukup khawatir dengan unas. ’’Nanti kalau nilainya tidak sesuai dengan harapan, akan mengecewakan,’’ terangnya. Asiyah menyatakan, meski tidak menjadi penentuan kelulusan, unas akan memengaruhi pendaftaran di SMA. ’’Kalau nanti nilainya rendah, tidak akan dapat mendaftar di SMA tujuan saya,’’ ucapnya cemas.
Namun, dia tetap semangat dan optimistis mampu mengerjakan unas. ’’Setiap hari sudah belajar dan mengerjakan latihan soal,’’ jelasnya.
Selain unas berbasis komputer, yang harus diwaspadai para siswa adalah materi unas tahun pelajaran 2015–2016 yang mengacu pada dua kurikulum. Yakni, Kurikulum 2006 (K-06) dan Kurikulum 2013 (K-13).
Hal itu harus dihadapi seluruh siswa kelas XII SMA/SMK dan kelas IX SMP, baik dari sekolah pelaksana K- 13 maupun pelaksana K- 06. ’’Materi soal unas tahun ini irisan K-06 dan K-13,’’ ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Eko Prasetyoningsih. (bri/elo/c20/end)