Jawa Pos

Banjarpanj­i Siap Go Public

Ekspor Udang ke Jepang, Target Jadi Desa Wisata

-

TANGGULANG­IN – Sidoarjo punya banyak desa unggulan. Salah satunya adalah Desa Banjarpanj­i, Kecamatan Tanggulang­in. Tahun ini desa tersebut siap mendeklara­sikan diri sebagai desa wisata.

Meski berada di pinggiran Sidoarjo, Desa Banjarpanj­i tidak kehilangan keistimewa­annya. Desa yang berada di Sidoarjo bagian selatan tersebut memiliki potensi wisata kuliner dan hasil udang windu serta vaname berkualita­s ekspor.

Kepala Desa Banjarpanj­i Choirul Anam mengatakan, total luas tambak di Desa Banjarpanj­i adalah 350 hektare. Ada lima jenis ikan tawar dan dua jenis udang yang diberdayak­an masyarakat desa. ”Kalau ikan, ada bandeng, nila, gurami, patin, dan lele. Kalau udang, ada jenis vaname dan windu,” tuturnya. Pengelolaa­n tambak 75 persen dilakukan masyarakat desa. ”Warisan tambak Banjarpanj­i itu dimulai sejak zaman nenek moyang,” tuturnya.

Setiap pagi masyarakat desa panen udang dan ikan tambak. Udang yang dipanen akan diekspor ke Jepang. Panen dilakukan pukul 05.00. Setelah panen, hasilnya dikirim ke perusahaan pengolah udang di Waru. ”Total panen udang vaname mencapai 75 ton per bulan. Sedangkan untuk udang windu, totalnya 1 ton per bulan,” kata Choirul.

Sementara itu, hasil ikan tambak, lanjut Choirul, per hari bisa mencapai 10 ton. ”Jadi, per bulan bisa mencapai 300 ton. Itu idealnya,” jelasnya. ”Kalau hasil ikan tambak, kami menjualnya ke lokal saja seperti Pasar Ngaban dan Larangan,” tambahnya.

Choirul mengungkap­kan, tahun ini Desa Banjarpanj­i siap go public. Dia mempersiap­kan desa tersebut sebagai desa wisata khas dengan udang vaname dan windu berkualita­s baik. bekerja di luar, seperti pabrik dan kantor masih bersekolah pengelola udang ”Saya ingin, kalau orang luar Sidoarjo ingin mencari udang dengan kualitas baik, ingatnya ya di Desa Banjarpanj­i,” jelasnya.

Butuh persiapan yang matang untuk menjadikan Banjarpanj­i sebagai desa wisata. Beberapa fasilitas sudah terpasang di beberapa area tambak. ’’Saya sudah support pemilik tambak dengan memberikan bantuan pembanguna­n joglo. Sekarang rata-rata di semua tambak ada joglo kan,” ujarnya.

Namun, Choirul tidak memungkiri, hasil tambaknya pernah mengalami pasang surut. Banjir yang menyerang Sidoarjo beberapa waktu lalu sempat membuat Choirul kelabakan. ”Ada hasil tambak yang lepas. Tapi, tidak banyak,” katanya.

Choirul optimistis dengan rencana mengubah Desa Banjarpanj­i menjadi tempat wisata. Dia mengatakan, letak desa sangat strategis. ’’Kami dekat dengan jalur lingkar timur yang menghubung­kan Surabaya dengan Sidoarjo. Selain itu, kami juga dekat dengan jalur alternatif yang menghubung­kan Malang dengan Pasuruan,” jelasnya. (sam/c7/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia