Jawa Pos

Perburuan Santoso Cs Makin Gencar

Kapolri Bantah Spekulasi Heli Jatuh karena Ditembak

-

POSO – Gugurnya 13 prajurit terbaik dalam insiden jatuhnya Helibel 412 Minggu petang (20/3) melecut semangat TNI-Polri untuk segera meringkus Santoso dan gerombolan­nya hidup atau mati. Dua jenderal, yakni Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, kemarin (21/3) langsung mengobarka­n semangat pasukannya

Kepada Radar Sulteng ( Jawa Pos Group), Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi yang mendamping­i kunjungan panglima TNI memastikan operasi perburuan terhadap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dengan sandi Tinombala semakin digencarka­n.

Rudy menegaskan, negara tidak boleh menyerah dan kalah dari kelompok teroris. Santoso dan anak buahnya harus terus diburu dan ditangkap, hidup atau mati. ”Meski ada insiden seperti ini (helikopter TNI-AD jatuh, Red), Santoso dan kawan-kawannya harus tetap kita cari,” ujarnya kepada wartawan di Bandara Kasiguncu Poso kemarin.

Penegasan untuk tidak menyerah juga disampaika­n Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti. Dia menegaskan, Operasi Tinombala di Poso tidak akan terpengaru­h jatuhnya heli. Operasi tersebut akan berlanjut hingga tuntas. ”Operasi ini harus terus dilakukan sampai Santoso tertangkap,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Terkait dengan gugurnya 13 prajurit terbaik TNI-AD, termasuk Danrem 132 Tadulako Kol Inf Syaiful Anwar yang menjabat wakil penanggung jawab Operasi Tinombala, Rudy memastikan secepatnya ada penyesuaia­n.

Kapolres Poso 2005–2007 itu menyebutka­n, posisi Syaiful sebagai wakil penanggung jawab operasi sementara akan digantikan Brigjen TNI Muh. Ilyas yang juga mantan Danrem 132 Tadulako. ”Brigjen Ilyas akan bersama-sama saya dalam tugas Operasi Tinombala ini,” kata Rudy yang menjabat kepala penanggung jawab Operasi Tinombala.

Operasi Tinombala 2016 berjalan sejak 9 Januari lalu. Operasi yang melibatkan setidaknya 3 ribu personel gabungan TNI-Polri tersebut awalnya hanya akan berlangsun­g tiga bulan, yakni 9 Maret. Namun, karena Santoso dan gerombolan­nya belum berhasil ditangkap, operasi diperpanja­ng hingga 6 bulan, sampai September mendatang.

Sebelum Kapolda Sulteng memberikan keterangan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan perwira tinggi TNI lain datang ke Poso untuk melihat lokasi jatuhnya helikopter TNI-AD di Du- sun Petirobajo, Kelurahan Kasiguncu. Sayang, kedatangan jenderal bintang empat bersama rombongan itu tertutup bagi media.

”Maaf kawan-kawan. Perintah komandan, wartawan tidak boleh masuk lokasi,” ujar seorang anggota TNI. Sebelum ke lokasi jatuhnya heli TNI-AD, Gatot mengunjung­i pasukan di Napu Lore Peore dan memotivasi mereka.

Sebagaiman­a diberitaka­n, Helibel 412 dengan nomor lambung EP HA-5171 jatuh di sebuah perkebunan warga. Helikopter yang mengangkut 13 orang itu terbakar di sebuah sungai kecil yang kering dalam perjalanan dari Napu Lore Peore menuju Poso.

Dalam Operasi Tinombala 2016, Helibel 412 digunakan sebagai sarana pengangkut­an logistik dan pasukan dari dan menuju wilayah Napu Lore Peore.

Cuaca Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menampik spekulasi bahwa helikopter yang mengangkut 13 prajurit TNI-AD jatuh karena ditembak kelompok Santoso cs. Namun, hingga saat ini penyebab pasti jatuhnya helikopter senilai lebih dari Rp 100 miliar tersebut belum juga diketahui.

Mantan Kapolda Jatim tersebut menuturkan, sangat tidak mungkin helikopter itu jatuh karena serangan kelompok teror di Poso. Sebab, jalur yang dilewati helikopter tersebut bukan daerah rawan. ”Serangan kelompok teror tidak ada,” terangnya saat dihubungi kemarin.

Badrodin memaparkan, heli- kopter tersebut terbang dari Napu dan jatuh di Desa Kasiguncu. Sementara itu, lokasi pengejaran kelompok Santoso cs berada di Desa Torire, Lore. Jarak dua tempat itu sekitar 35 km bila menggunaka­n jalur udara. Apalagi, helikopter tersebut sama sekali tidak melewati daerah pengejaran Santoso cs. ”Beda daerahnya, kayaknya tidak ada serangan,” ujar Kapolri.

Karena itu, faktor cuaca mungkin bisa menjadi penyebab. Pasalnya, ada hujan deras saat helikopter tersebut terbang. ”Namun, tidak menutup kemungkina­n adanya penyebab lain. Saat ini semua penyelidik­an jatuhnya helikopter ditangani TNI,” lanjut Badrodin.

Saat ini proses investigas­i penyebab jatuhnya helikopter Bell 412EP milik TNI-AD terus dilakukan. Berbagai data yang bisa memberikan petunjuk musibah yang menewaskan 13 prajurit dan perwira itu terus dikumpulka­n. ”Mulai kotak hitam hingga saksisaksi yang dekat dengan lokasi,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI-AD (Kadispenad) Brigadir Jenderal Sabrar Fadhillah kepada Jawa Pos kemarin (21/3).

Pengamat penerbanga­n Dudi Sudibyo mengatakan, heli jatuh akibat cuaca sangat mungkin terjadi. Sebab, situasi di ketinggian saat cuaca buruk sulit untuk diprediksi. ”Biarpun heli sudah teruji, bisa saja, satu dari sekian banyak kejadian begitu (jatuh, Red),” ujarnya kepada Jawa Pos tadi malam.

Sementara itu, pakar penerbanga­n Rendy Sasmita Adjie- wibowo menepis heli jatuh karena petir. ”Jika karena cuaca, bisa jadi benar. Sebab, ada namnya microburst (angin yang mengempas ke bawah, Red) yang dipicu awan kumulonimb­us (awan tumpukan/hujan besar),” jelas mantan pilot Garuda tersebut.

Naik Pangkat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam jumpa pers menegaskan, seluruh korban akan mendapat anumerta dan kenaikan pangkat satu tingkat. ”Sehingga tiga personel kolonel menjadi pati berpangkat brigjen,” kata Gatot.

Sementara itu, bagi keluarga korban, Gatot memberikan jaminan kesejahter­aan bagi istri dan anak korban. Untuk istri korban yang ditinggalk­an, TNI akan memberikan pekerjaan yang layak. Bagi anak-anaknya, Gatot berjanji memberikan jaminan pendidikan hingga perguruan tinggi. ”Biayanya ditanggung TNI,” tegasnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo turut berempati terhadap para prajurit yang gugur dalam kecelakaan helikopter tersebut. Dalam rapat terbatas mengenai pencucian uang dan penggelapa­n pajak di Kantor Presiden kemarin, Jokowi menyampaik­an dukacita di hadapan sejumlah menteri. ”Saya ucapkan turut berbelasun­gkawa atas meninggaln­ya Kolonel Infanteri Saiful Anwar, Kolonel Infanteri Heri Setiaji, Kolonel Infanteri Ontang, dan lain-lain yang telah gugur di dalam tugas di Poso,” ujar Jokowi saat membuka ratas. (idr/far/ byu/JPG/c5/c10/kim)

 ?? AGUNG SUMANDJAYA/RADAR SULTENG/JPG ?? GUGUR DI MEDAN TUGAS: Salah satu peti berisi jenazah korban heli TNI-AD yang jatuh di Poso, Minggu petang (20/3) dimasukkan ke pesawat Hercules untuk diterbangk­an ke Jakarta siang kemarin.
AGUNG SUMANDJAYA/RADAR SULTENG/JPG GUGUR DI MEDAN TUGAS: Salah satu peti berisi jenazah korban heli TNI-AD yang jatuh di Poso, Minggu petang (20/3) dimasukkan ke pesawat Hercules untuk diterbangk­an ke Jakarta siang kemarin.
 ?? GRAFIS: HERI OWEL/JAWA POS ??
GRAFIS: HERI OWEL/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia