Jawa Pos

Banker Muda Pimpin Mandiri

-

JAKARTA – Bank Mandiri, bank terbesar di tanah air dengan aset Rp 910,1 triliun, kini dipimpin banker muda yang berusia 43 tahun. Kartika Wirjoatmod­jo, yang ba ru Maret tahun lalu ditunjuk sebagai direktur, di percaya pemerintah untuk meng gantikan Budi Gunadi Sadikin

Sebelum menjadi direktur di Bank Mandiri, Tiko –sapaan akrabnya– dikenal sebagai anggota dewan komisioner yang merangkap kepala eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2013– 2015. Pada masa kepemimpin­annya, Bank Mutiara (eks Bank Century) berhasil dijual kepada J Trust, lembaga keuangan asal Jepang.

Tiko berkomitme­n membawa emiten dengan kode perdaganga­n BMRI tersebut bersaing di kancah regional. ”Yang paling penting, kami akan menjadi pemain di level regional dalam waktu yang tidak lama lagi. Ini tentunya citacita mulia yang harus saya kawal supaya kami menjadi bank pertama dari Indonesia yang bisa berkiprah di kancah regional,” ujarnya setelah terpilih dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta kemarin.

Pria kelahiran Surabaya, 18 Juli 1973, itu juga menggambar­kan arah kinerja Bank Mandiri. Yakni, akan berfokus pada segmen bisnis yang selama ini telah dikuasai. Juga, ada upaya kontinu untuk menurunkan biaya. Dengan begitu, diharapkan cita-cita masyarakat untuk menikmati suku bunga single digit terwujud. Situasi makroekono­mi yang makin kondusif juga dia sebut akan mendukung upaya penurunan bunga bank hingga single digit.

”Harusnya hingga akhir tahun bisa positif,” tambahnya.

Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Asmawi Syam berharap pimpinan Bank Mandiri terpilih tetap menjaga komunikasi yang baik dengan perbankan lain. ”Bagi saya atau juga kami, siapa pun yang terpilih pasti figur terbaik,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin.

Terlebih, papar dia, saat ini perbankan di Indonesia, terutama milik pemerintah, punya visi yang sama. Yaitu, bisa bersaing dengan perbankan lain di level ASEAN. Dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), persaingan terbuka di industri perbankan atau yang disebut ASEAN Banking Integratio­n Framework akan bergulir sekitar 2020.

Pada tahap awal itu, salah satu tantangan memang bagaimana agar bunga bank di Indonesia yang relatif tinggi bisa bersaing dengan rata-rata bunga bank besar di ASEAN yang sudah rendah. ”Soal bunga bank single digit seperti harapan pemerintah itu memang tidak hanya tugas Bank Mandiri saja atau tugas Bank BRI saja, tapi semua bank (di Indonesia, Red),” kata Asmawi, yang juga direktur utama BRI.

Kelak, menurut dia, siapa yang tidak bisa mengikuti bunga bank rendah atau sesuai rata-rata pasar memang menjadi kesulitan sendiri karena berpotensi ditinggal nasabah. Bank di Indonesia harus lebih kompetitif dari sisi itu. (dee/gen/c11/sof)

 ?? RAKA DENNY/JAWAPOS ?? Kar tika Wirjoatmod­jo
RAKA DENNY/JAWAPOS Kar tika Wirjoatmod­jo

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia