Niat Memperbaiki Nilai, Malah Jeblok
Kemendikbud Umumkan Hasil Unas Perbaikan
JAKARTA – Niatnya memperbaiki nilai Ujian Nasional (Unas) 2015. Namun, sebagian besar peserta unas perbaikan justru mendapatkan hasil yang kurang menggembirakan. Bukan tambah naik, nilai sebagian besar peserta unas perbaikan malah turun.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam menjelaskan, jumlah pendaftar unas perbaikan tercatat sekitar 67 ribu siswa. Tetapi, saat unas perbaikan digelar 22 Februari lalu, yang benar-benar mengikuti ujian hanya 12.781 siswa. ”Kenapa turun drastis? Karena daftarnya gratis,” kata Nizam kemarin (21/3).
Guru besar Teknik Sipil Uni- versitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu menuturkan, sifat unas perbaikan memang tidak wajib. Bahkan, orang yang sudah mendaftar pun sah-sah saja jika akhirnya tidak ikut ujian. Pesan yang ingin disampaikan lewat unas perbaikan itu, papar Nizam, pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperbaiki nilai.
Meskipun ujian itu bernama unas perbaikan, tidak semua peserta mendapat nilai yang lebih bagus. Malah nilai sebagian besar peserta turun bila dibandingkan dengan nilai yang diraih dalam unas lalu.
Nizam menjelaskan, nilai 34 persen atau 4.345 peserta unas perbaikan naik. ”Bahkan, ada yang naik drastis, dari semula 40 atau 50 menjadi 80,” terang dia. Sedangkan nilai 66 persen atau 8.435 peserta lain malah turun.
Berdasar data, kenaikan nilai paling banyak dijumpai di mata pelajaran matematika dengan 1.620 peserta. Kemudian disusul bahasa Indonesia (1.306 peserta) dan kimia (1.240 peserta).
Nizam menambahkan, peserta ujian yang nilainya malah turun bisa tetap menggunakan nilai unas 2015. Menurut dia, tidak semua peserta unas perbaikan belajar dengan sungguh-sungguh. Apalagi, sudah tidak ada ikatan dengan pihak sekolah yang setiap saat mengawasi dan mendampingi belajar. Sebagai catatan, banyak peserta ujian yang menempuh perbaikan lebih dari satu mata pelajaran.
Nizam menjelaskan regulasi yang berlaku saat ini, yakni perbaikan nilai unas hanya bisa satu kali. Artinya, bagi peserta unas perbaikan yang nilainya makin jelek, sudah tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki.
Selain urusan unas perbaikan, Nizam menjelaskan persiapan unas 2016. Dia menuturkan, sebagian soal ujian unas 2016 sudah dikirim. Khususnya untuk daerahdaerah terpecil di Maluku, Maluku Utara, NTT, dan Papua. Sementara itu, untuk daerah dengan akses distribusi yang lancar, naskah baru dikirim pekan ini sampai pekan depan. Targetnya, naskah sudah siap di sekolah saat unas mulai digelar 4 April nanti.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab mengatakan, program unas perbaikan adalah kegiatan yang aneh. Manfaat perbaikan nilai tidak ada. Selain itu, unas perbaikan terkesan sebagai kegiatan yang main-main. (wan/c11/agm)