Ridwan Siap Penuhi Panggilan Polisi
Bantah Lakukan Pemukulan
BANDUNG – Wali Kota Bandung, Jawa Barat, Ridwan Kamil, 44, akan mengikuti aturan. Dia bakal memenuhi panggilan dari kepolisian terkait laporan seorang sopir angkutan kota (angkot) ke Polda Jawa Barat. ”Jika ada panggilan dari aparat, ya akan saya penuhi,” ujar Ridwan Kamil saat jumpa pers kemarin (21/3).
Ridwan menceritakan insiden dengan sopir angkot tersebut. Menurut Ridwan, dirinya tidak memukul, tetapi menarik baju sopir angkutan tersebut. Namun, karena orang itu malah memalingkan wajah, Ridwan lalu memegang pipinya dengan paksa.
”Saya tidak menampar atau memukul. Kalau menampar atau memukul, kan ada ayunan tangan. Saya hanya menunjuk-nunjuk dadanya karena gaya bicara saya memang begitu. Lalu, memegang pipinya karena dia memalingkan wajah,’’ papar Ridwan sembari merekonstruksi apa yang dilakukan terhadap sopir angkutan tersebut.
Dalam jumpa pers itu, Ridwan berkali-kali menegaskan, dirinya tidak melakukan pemukulan. ”Saya juga tahu batas. Tidak mungkin memukul,” ujarnya.
Ridwan mengaku sempat terpancing emosi karena kesal terhadap kegiatan sopir tersebut yang merugikan banyak pihak. Sebab, sopir itu adalah sopir angkot bodong. ”Dia itu bukan sopir angkot. Kalau sopir angkot, SIM angkutan umum. Coba dicek SIM-nya,” terang dia.
Ridwan menjelaskan, kekesalannya disebabkan sopir angkot bodong itu sudah sering diingatkan, tapi tetap saja melanggar aturan. Kalau sekali dua kali, dia menyatakan masih sabar. ’’Kalau berulang-ulang, namanya keterlaluan,” lanjut Ridwan.
Ridwan tidak kesal kendati dirinya dilapor- kan seorang sopir angkot kepada polisi atas tuduhan pemukulan. ”Ini risiko kewalikotaan,” ujarnya.
Dia mengakui, kegiatannya yang lebih banyak di lapangan ketimbang di belakang meja menimbulkan banyak masalah. Ketika di lapangan, Ridwan mengungkapkan banyak menemukan masalah dan sering menyelesaikannya dengan berimprovisasi.
Salah satunya adalah ketika Ridwan kembali mendapati sopir tembak angkot bodong yang tengah menaikkan penumpang. ”Kalau dibilang angkot, kan seharusnya jelas trayeknya, warnanya, ada poletnya juga. Kalau ini, kan nggak,” papar Ridwan.
Angkot bodong itu, lanjut dia, juga sering sekali dikeluhkan, terutama oleh sopir angkot resmi yang trayeknya beririsan. Untuk itu, dia sering mengingatkan sopir angkot bodong bahwa apa yang mereka lakukan itu salah.
Sayangnya, ungkap dia, mereka tidak peduli dengan teguran wali kota. ”Mereka berani melanggar aturan, karena dilindungi oknum aparat,” terangnya. Angkot bodong itu juga sangat merugikan karena jika terjadi kecelakaan, penumpangnya tidak bisa menerima asuransi. (mur/JPG/c6/diq)