Unair Percantik Museum Etnografi
SURABAYA – Ada yang menarik dari launching Museum Etnografi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangga (Unair), Senin (21/3). Museum tersebut diklaim sebagai pusat antropologi di kampus kali pertama di Indonesia.
Dekan FISIP Unair Falih Suaedi mengungkapkan, sebenarnya Museum Etnografi didirikan pada 2005. Hanya, pada beberapa tahun terakhir, museum tampak sepi peminat dan koleksi kurang terawat. Dengan begitu, pihak kampus melakukan pembaruan di museum.
Dia berharap renovasi Museum Etnografi mampu meningkatkan minat masyarakat dalam pembelajaran budaya Indonesia. Selain penampilan, lanjut dia, pembaruan dilakukan dalam program Museum Etnografi. ”Kami memiliki banyak program yang akan menarik banyak minat masyarakat,” terangnya.
Dia melanjutkan, masyarakat luar Unair dapat bebas berkunjung ke Museum Etnografi tanpa dipungut biaya sepeser pun. Selain itu, pihak Unair akan melakukan kerja sama dengan sekolah. ”Kami akan adakan pembinaan dan pelatihan guru terkait pembelajaran budaya,” ujarnya. ”Sekolah-sekolah juga dapat melakukan study tour ke sini,” tambahnya.
Kepala Pengelola Museum Toetik Koesbardiati melanjutkan, koleksi Museum Etonografi Unair juga terus bertambah. Saat ini ada sepuluh jenis koleksi. Setiap jenis memiliki puluhan benda koleksi. Di antaranya, fosil manusia, batu-batuan, falistik (kerangka/ tulang prasejarah), keramik prasejarah, kain tenun dan batik, gerabah, alat cocok tanam kuno, alat kesenian daerah (misalnya, pecut madura), dan baju adat. (bri/c10/end)