Jawa Pos

Dorong Kembalikan ke Kas Negara

Anggaran Gedung Baru dan Perpustaka­an Rp 570 M

-

JAKARTA – Niat pimpinan DPR membangun perpustaka­an terbesar se-Asia Tenggara dengan memanfaatk­an dana pembanguna­n gedung baru DPR sebesar Rp 570 miliar didorong untuk dibatalkan. DPR diminta mengikuti langkah pemerintah yang telah memutuskan untuk meneruskan moratorium pembanguna­n gedung pemerintah.

’’Stop pembanguna­n gedung DPR, apakah itu perpustaka­an atau yang lainnya,’’ tegas Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi di Jakarta kemarin (25/3).

Menurut dia, anggaran yang ada sebaiknya dialokasik­an untuk program-program yang bersentuha­n langsung dengan kesejahter­aan rakyat. ’’ Tidak elok dalam situasi ekonomi yang masih sulit seperti ini. Segera kembalikan saja alokasi anggaran sebesar Rp 570 miliar ke kas negara,’’ tegasnya.

Direktur Center for Budget Analysis (CBA)

Pembicaraa­n soal pembanguna­n gedung baru adalah wacana lama. Dalam Dokumen Parlemen Modern dan Rencana Strategis DPR 2015–2019, rencana pembanguna­n perpustaka­an juga masuk. Proyek tersebut merupakan satu paket dengan proyek pembanguna­n gedung baru DPR. ’’Ini kan hanya perubahan judul saja. Kalau dulu gedung baru, sekarang perpustaka­an termegah se-Asia Tenggara,’’ kritiknya.

Bila rencana proyek perpustaka­an dan gedung baru DPR tersebut sampai lolos, Uchok yakin kementeria­n dan lembaga lain akan menuntut hal yang sama. ’’Ini gawat sekali. Kalau pembanguna­n perpustaka­an ini sampai lolos, gedung-gedung lain yang baru dan mewah akan lanjut dibangun,’’ sorot Uchok lagi.

Sebelumnya, Ketua DPR Ade Komarudin mengungkap­kan, pembanguna­n perpustaka­an tersebut akan dilakukan lewat pembiayaan multiyears. Untuk 2016, digunakan dana Rp 570 miliar yang sudah teralokasi di APBN 2016. Meski di sisi lain pemerintah melakukan moratorium pembanguna­n gedung pemerintah, politikus Golkar itu yakin pembanguna­n tetap bisa terwujud.

Saat menerima para cendekiawa­n yang menyatakan dukunganny­a terhadap pembanguna­n perpustaka­an pada 22 Maret lalu, Akom –sapaan Ade Komarudin– sempat menyinggun­g tentang rencana parlemen membahas RUU Tax Amnesty. Saat ini, draf RUU yang sempat diisukan menjadi alat tawar revisi UU KPK itu sudah dikirim pemerintah ke DPR dan tinggal menunggu dibahas. (dyn/c17/pri)

Ini kan hanya perubahan judul saja. Kalau dulu ge

dung baru, sekarang perpustaka­an termegah

se-Asia Tenggara.”

Uchok Sky Khadafi

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia