Makin Dekat Kekuasaan, Potensi Menang pun Besar
JAKARTA – Persaingan antarcalon ketua umum (caketum) Golkar semakin hangat. Setiap calon terus mendekati para pemilik suara. Baik di level dewan pimpinan daerah (DPD) I atau tingkat provinsi maupun DPD II atau tingkat kabupaten/kota.
Meski begitu, faktor kedekatan calon dengan kekuasaan dinilai bakal menjadi penentu. Apalagi, Golkar saat ini ingin kembali dekat dengan pemerintah. ’’Dalam konteks ini, Ade (Ade Komarudin, Red) memiliki keunggulan. Sebab, dia adalah RI-6 (ketua DPR, Red). Apalagi, dia juga dekat dengan Jokowi,’’ ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya kemarin (25/3).
Dia menyampaikan, faktor kedekatan calon dengan kekuasaan berbanding lurus dengan tingkat keterpilihannya sudah terbukti dalam sejumlah munas Golkar. Contohnya, Jusuf Kalla yang menjabat wakil presiden mampu mengalahkan Akbar Tandjung yang notabene mengakar kuat di beringin saat Munas Golkar 2004. Terpilihnya Aburizal Bakrie di Munas Riau 2009 juga bisa dilihat dari posisinya yang menjabat Menko Kesra.
’’Sejarah Partai Golkar genetiknya kekuasaan. Tokoh yang dekat kekuasaan cenderung menjadi magnet,’’ tegas Totok.
Meski begitu, peluang calon lain tidak otomatis mengecil. Misalnya, Setya Novanto, Idrus Marham, dan Aziz Syamsuddin. ’’Mereka sudah malang melintang,’’ katanya. ’’Novanto tiga atau empat kali, Idrus lama menjabat Sekjen, dan Aziz sudah menjabat di beberapa posisi,’’ katanya. Ade pun sudah lima periode di DPR.
Namun, bisa jadi semua faktor itu dikalahkan faktor ketiga. Yakni, politik uang. Faktor tersebut bisa membuyarkan semua prediksi awal. Dari sisi itu, Totok menilai Novanto memiliki jaringan finansial yang paling kuat. ’’Saya pesimistis aktoraktor politik kita mampu menolak politik uang,’’ katanya.
’’Namun, itu juga bisa dikalahkan dengan faktor kekuasaan. Seberapa besar persepsi Jokowi dan JK terhadap calon ketua umum nanti juga memengaruhi pemilih,’’ tandas Totok. (bay/c10/pri)