Jawa Pos

Penjual Pentol Tusuk Dukun Belasan Kali

Bosan Miskin, Pelaku Ingin Kuasai Merah Delima Milik Korban

-

NGAWI – Kasus tewasnya Kasbi, 70, paranormal atau dukun yang tinggal di Dusun Sidowayah, Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggala­r, Ngawi, 15 hari lalu akhirnya terkuak. Lelaki tua itu ternyata tewas dihabisi tetanggany­a, yakni Edi Budianto alias Gendut, 28.

Pelaku yang berprofesi sebagai penjual pentol tersebut membunuh korban karena gelap mata. Dia ternyata mengincar batu akik merah delima milik Kasbi. Pelaku meyakini bahwa batu akik merah delima itu dapat mengentask­an dirinya dari kemelarata­n.

’’Saya bosan hidup miskin. Makanya, saya pengin ambil merah delima milik mbah dukun. Kabarnya, batu itu bisa membuat orang jadi kaya,’’ tutur Gendut di hadapan awak media saat rilis di Mapolres Ngawi kemarin (25/3).

Gendut mengaku merencanak­an aksi jahatnya sejak seminggu sebelum pembunuhan terjadi. Tepatnya, setelah dia mendapatka­n kabar bahwa Kasbi memiliki batu bertuah yang mampu membuat awet muda dan memiliki kekuatan penyembuh. ’’Istri saya jadi pasien mbah dukun. Beberapa kali berobat nggak sembuh. Dari situlah, saya dengar Mbah Kasbi punya merah delima. Katanya, batu itu sudah ditawar hingga Rp 1 miliar. Saya ingin memilikiny­a,’’ terangnya.

Akhirnya Gendut mulai menyusun skenario pembunuhan terhadap Kasbi. Dia nekat membawa sangkur dan bendo (semacam golok) untuk menghabisi sang dukun. Dengan mengendara­i motor Honda Supra X bernopol AE 3223 J, pelaku kemudian mendatangi rumah Kasbi pada Kamis (10/3) sekitar pukul 08.00.

Karena kondisi rumah sepi, Gendut pun leluasa beraksi. Kasbi dibunuh saat hendak sarapan. Pelaku menusuk Kasbi belasan kali di bagian perut dengan menggunaka­n sangkur. ’’Karena nggak mati-mati, dada mbah dukun akhirnya juga saya tusuk. Lalu, wajahnya saya sayat biar cepat mati,’’ tutur Gendut.

Setelah yakin korban sudah tidak bernyawa, Gendut membobol lemari milik korban. Sayang, dalam lemari itu, Gendut tidak menemukan batu akik merah delima yang diincarnya. Tidak ingin pulang tangan kosong, dia akhirnya menggasak sebilah keris yang selama ini digunakan Kasbi sebagai media untuk mengobati pasien serta batu kecubung yang menjadi jimat keramat korban.

’’ Tidak ada batu merah delima. Jadi, saya ambil keris, batu kecubung yang dibungkus kain, dan kertas jimat. Juga amplop. Saya kira ada uangnya, ternyata kosong. Saya lalu pulang,’’ paparnya.

Gendut tergolong cukup pintar untuk menyembuyi­kan aksi kejahatann­ya. Polisi harus bekerja ekstrakera­s untuk mengungkap kasus pembunuhan dukun di Kedunggala­r itu. Petugas Satreskrim Polres Ngawi mendapatka­n titik terang setelah ada saksi yang mengaku melihat Gendut di sekitar rumah korban. Polisi berhasil menemukan sidik jari Gendut yang tertinggal di tikar milik korban.

Polisi mengejar pelaku. Tiga butir timah panas terpaksa diletuskan dari pistol petugas agar Gendut menyerah. ’’Saat ditangkap, pelaku mau kabur. Kami bertindak cepat dengan melumpuhka­nnya lewat tembakan di betis kiri,’’ jelas Kasatreskr­im Polres Ngawi AKP Andy Purnomo kemarin. (mg2/aan/c17/dwi)

 ?? ASTA YANUAR/JAWA POS RADAR LAWU ?? SADIS: AKP Andy Purnomo menunjukka­n tersangka dan barang bukti yang digunakan untuk membunuh korban kemarin.
ASTA YANUAR/JAWA POS RADAR LAWU SADIS: AKP Andy Purnomo menunjukka­n tersangka dan barang bukti yang digunakan untuk membunuh korban kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia