Tim Jatim Layangkan Protes Keras
Kali Pertama Sepak Bola Tidak Lolos ke PON
BANDUNG – PON XIX/2016 di Jawa Barat bakal terasa hambar bagi masyarakat Jawa Timur. Sebab, pada multievent empat tahunan itu, Jatim dipastikan tidak memiliki wakil di cabang olahraga sepak bola. Tim PraPON Jatim tersingkir setelah di pertandingan terakhir ditahan imbang 2-2 oleh DKI Jakarta.
Laga di Stadion Arcamanik, Ban dung, kemarin merupakan laga lanjutan setelah partai yang sama sehari sebelumnya terhenti. Pertandingan dihentikan di menit ke- 74 karena insiden pengeroyokan terhadap wasit oleh pemain dan ofisial DKI Jakarta. Pemain DKI Jakarta tidak terima dengan kartu merah yang dijatuhkan wasit kepada kiper mereka.
Bukannya mendiskualifikasi DKI Jakarta, panitia justru memutuskan melanjutkan pertandingan kemarin dengan sisa waktu 16 menit. Di laga lanjutan tersebut, DKI Jakarta berhasil menyamakan kedudukan melalui gol yang diciptakan Eduardo Sinaen pada dua menit menjelang bubaran.
Jatim gagal lolos karena hanya menempati peringkat ketiga di grup A dengan mengantongi enam angka. Yakni, sekali menang atas DI Jogjakarta serta tiga kali seri dengan Jateng, Banten, dan DKI Jakarta. Jateng dan DKI Jakarta dipastikan lolos karena masingmasing mengantongi tujuh poin. Dua tim itu juga masih akan bersua di laga terakhir grup A.
Pelatih puslatda sepak bola Jatim Hanafing merasa kecewa dengan keputusan panitia. Menurut dia, insiden pemukulan terhadap wasit bukan force majeure. Bila mengacu standar FIFA, kata Hanafing, se- harusnya panitia langsung mendiskualifikasi DKI ketika terlibat kericuhan. ’’Sebenarnya, kalau sesuai aturan FIFA, kami sudah menang,’’ ujarnya.
Jatim telah melayangkan surat protes kepada panitia pelaksana. Sekjen Asprov PSSI Jawa Barat Jafar Sidiq menyatakan, keputusan yang diambil panita penyelenggara Pra-PON sepak bola tersebut telah sah. ’’Di pertandingan lanjutan, kami telah mengganti wasit yang ada di pertandingan sebelumnya. Panpel tidak memihak siapa pun,’’ katanya. ( nes/c23/tom)