Cium Salib Tanda Penghormatan
Sidoarjo Zero Waste itu gampang banget. Syaratnya, bentuk tim beranggota 3–5 orang (usia 13– 25 tahun). Lalu, bikin aksi peduli sampah. Foto aksi kreatif peduli sampah ini bisa dikirim lewat e- mail banggasidoarjo@ gmail. com. Foto terunik akan dimuat di setiap hari. Informasi dan pendaftaran Sidoarjo Zero Waste bisa dilakukan di Jl Jenggolo 2E, Sidoarjo. Tiga tim terbaik bakal terbang ke Singapura! Kemacetan jalur Waru–Jenggolo makin merisaukan saja. Anda punya solusi, saran, atau harapan untuk mengatasi kemacetan di jalur utama Surabaya–Sidoarjo itu? Silakan sampaikan usul Anda melalui
atau SMS ke nomor 08113525266. Jangan
lupa tulis nama dan alamat.
SIDOARJO – Ibadat Jumat Agung kemarin (25/3) berlangsung khidmat di sejumlah gereja Katolik di Sidoarjo. Acara tersebut diadakan untuk memperingati kematian Yesus di kayu salib.
Rangkaian acara Tri Hari Suci berlangsung sejak Kamis malam (24/3). Rangkaian perayaan menjelang Paskah tersebut terdiri atas Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci atau malam Paskah. Ibadat Jumat Agung dilaksanakan serentak di beberapa gereja Katolik di Sidoarjo pukul 15.00. Namun, di Gereja Santa Maria Annuntiata, ibadat diselenggarakan tiga kali. Yakni, pukul 12.00, 15.00, dan 18.00. Di gereja lain, sejak pukul 13.00, jemaat mulai berdatangan. Misalnya, di Gereja Salib Suci, Waru, dan Gereja Santo Paulus, Sedati.
Dalam prosesi perayaan Kamis Putih lalu, Romo Victor Petrus Bani SVD, pastor rekan Gereja Salib Suci, menyatakan bahwa prosesi tersebut selalu diulang saat untuk memperingati Yesus ketika perjamuan terakhir dengan 12 murid- Nya. ’’Yesus sebagai pemimpin agama besar zaman itu memberikan teladan dengan membasuh kaki murid-murid-Nya,’’ katanya. Pada zaman itu, yang seharusnya membasuh kaki adalah seorang hamba atau pelayan. Namun, Yesus ingin memberikan contoh bahwa seorang pemimpin seharusnya melayani sesamanya. ’’Itulah yang harus diteladani umat,’’ ujar Victor.
Untuk Jumat Agung, umat Katolik memperingati kematian Yesus di kayu salib
(*)
Umat juga didorong untuk melaksanakan prosesi jalan salib saat pagi sebelum ibadat Jumat Agung. Yaitu, berjalan mengelilingi gambar proses Yesus memanggul salib. Menurut Romo Bernardinus Justisianto, pastor kepala Gereja Santa Maria Annuntiata, jumlah umat gerejanya saat Jumat Agung bisa mencapai lima ribu orang. Meski gedung gereja tengah dibangun, umat tidak tampak kurang nyaman. Suasana ibadat tetap khusyuk dan khidmat. Khususnya saat pembacaan Injil yang dinyanyikan petugas pasio dan koor. Cerita sengsara Yesus dinyanyikan bersahut-sahutan sesuai peran.
Puncaknya saat prosesi penciuman salib. Satu per satu umat maju ke depan altar untuk mencium salib setinggi satu meter. ’’Hal itu sebagai lambang penghormatan kepada Tuhan,’’ kata Romo Jus, sapaan Benardinus Justisianto. Untuk mempersingkat waktu karena banyaknya umat, prosesi dibagi dengan 16 salib yang lebih kecil.
Paskah tahun ini mengambil tema Tekun, Ulet, Sabar Menuju Hidup Berkelimpahan. Salah satu tujuan Paskah tahun ini adalah umat mengalami hidup berkelimpahan. ’’Umat harus bisa tetap tekun, ulet, dan sabar. Apalagi di tengah perekonomian seperti saat ini,’’ jelas Jus. (vo/c15/oni)