Jawa Pos

Bikin Komunitas Perkutut Gema Anter Jaya

-

Bunyi burung perkutut putih juga dianggap sebagai pertanda datangnya tamu. ”Jadi, dulu kalau tiba-tiba burungnya bunyi, tandanya mau ada tamu atau bisa juga musibah,” katanya, lantas tersenyum.

Agus menyatakan, mitos itulah yang menjadi alasan banyak pejabat dan politikus yang memburu burung perkutut putih. Harganya pun tergolong tidak murah, Rp 1 juta–Rp 2 juta. Semakin tua umurnya, harganya semakin mahal. Bahkan, kata Agus, di online shop ada yang menjual dengan harga Rp 5 juta. Apalagi, kalau sudah induk dan produktif, harganya bisa saja mencapai Rp 10 juta.

Akhirnya, sejak 2005 Agus memutuskan untuk beternak burung perkutut. Dalam sebulan, kini dia bisa menjual minimal 10 ekor perkutut putih, 5 ekor perkutut hitam, dan puluhan perkutut jenis biasa. Keuntungan yang didapat Agus sangat besar. Yakni, bisa mencapai Rp 15 juta dalam sebulan. Dia juga mengatakan bahwa kerugian para peternak perkutut sebenarnya sangat minim.

Peternakan perkutut itu sekarang menyebar kepada para tetanggany­a. Saat ini, kata Agus, ada sekitar 29 peternak perkutut di kampungnya. Baru saja dibentuk komunitas peternak perkutut yang dinamai Gema Anter Jaya. Ke depan, selain kerja sama dalam penjualan perkutut, dia berharap bisa berbagi ilmu seputar burung perkutut dengan wadah komunitas tersebut.

Agus juga berharap pemerintah setempat bisa mendukung para peternak burung perkutut. Setidaknya, kata Agus, bisa membantu memberikan pelatihan dan pengembang­an seputar dunia perkutut. Misalnya, memberikan bantuan berupa ide-ide dan inovasi. ”Karena selama ini pemerintah cuma berfokus pada peternakan yang bisa dimakan. Misalnya, ayam,” ungkapnya. (*/c6/tia)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia