Finansial
Keseharian Candra Chahyadi dihabiskan sebagai pengajar di Eastern Illinois University, Amerika Serikat. Selama 17 tahun menetap di Negeri Paman Sam, profesor bidang keuangan itu tidak melupakan tanah kelahirannya.
Tetap menggunakan nomor Indonesia untuk kontak
nya. Terinspirasi dan mengidolakan ibunya.
BERBINCANG dengan Candra Chahyadi, 41, bak berkejaran dengan idola. Saat tengah berlibur di Indonesia pekan kedua Maret lalu, jadwalnya tetap padat. ’’Ini pun sebenarnya saya kabur. Libur seminggu saya jadikan gabung dengan libur masa ujian,’’ katanya. Jadilah satu jam berbincang dengan Candra di Universitas Ciputra, Surabaya, pada 8 Maret lalu.
Candra memang tetap mengingat Indonesia dengan caranya sendiri. Status pengajar di Eastern Illinois University tidak membatasinya berbagi dengan masyarakat, terutama kaum muda. ’’Anak muda Indoensia sekarang keren- keren. Mereka punya dasar kepemimpinan, peka sosial, bahkan mampu bikin bisnis sendiri. Dulu saya temui itu,’’ kata Candra.
Ucapan Candra bukan hanya sebatas hasil Dia memantau tingginya minat pemuda dari banyak hal. Salah satunya keberhasilan pemuda ’’mengawal’’ Jokowi-Ahok pada masa pemilihan gubernur DKI Jakarta beberapa tahun lalu. Ayah tiga anak tersebut juga memantau banyaknya bisnis yang dirintis kaum muda.
’’ Problemnya, banyak yang masih terbatas pada spirit dan konsep. Saya
pasti lebih keren lagi kalau mereka didukung dan kemampuan yang matang,’’ tuturnya.
Candra lantas membuka situs belajar dan akun Dia juga menulis buku Materi yang dibagikan tidak jauh-jauh dari keahliannya, finansial.
Meski bergelar tuturan Candra amat mudah dipahami. Tema yang diambil pun tidak jauh dari masalah keuangan yang jamak dialami. Misalnya,
menabung, asuransi, angsuran rumah, keputusan memakai kartu kredit, sampai menyiapkan masa pensiun dibahas lengkap. ’’Kalau kemasannya saja udah
menarik, pasti akan dilihat. Makanya, tema dan penyampaiannya harus asyik,’’ ungkapnya.
Seluruh konten tersebut dirancang Candra sendiri. Dia juga menggunakan beberapa kisah tokoh maupun ceritanya sebagai ilustrasi. Tujuannya, anak muda bisa belajar tanpa harus melalui kesalahan yang pernah dilakukan atau tokoh- tokoh tersebut.
Sudah pasti banyak ’’pengorbanan’’ ekstra – baik dari segi dana, waktu, maupun upaya– untuk mempersiapkan proyek Beruang Cerdas. Apalagi, Candra tidak ingin proyeknya jadi sampingan. Apa yang membuatnya semangat menjalankan proyek itu? ’’Saya ingin anak-anak muda Indonesia bersaing di dunia Internasional,’’ paparnya.
Pria penggemar olahraga tersebut mengakui, keuangan memang bukan segalanya. Namun, kondisi finansial yang berantakan bisa menghancurkan semuanya. Hubungan dengan relasi dan keluarga, kondisi fisik dan mental, bahkan harga diri bisa remuk jika tidak mampu menuntaskan perkara materi. ’’Mereka bisa berbisnis, bikin usaha, atau meniti karir. Tapi, jangan sampai hal itu membuat terlena dan melupakan aspek lain,’’ tambahnya.
Candra menuturkan, mengelola keuangan butuh strategi. Materi terpenuhi, kehidupan sosial tetap berjalan, dan kepribadian pun semakin matang. ’’Kenyamanan hidup itu berhenti saat sudah kaya. Selalu ada lagi dan lagi. Inilah yang perlu dipahami para anak muda,’’ jelasnya. (fam/c15/ayi)