Jawa Pos

Vinales Tuntaskan Ambisi di Argentina

-

LOSAIL – Start dari posisi ketiga, bintang Suzuki Maverick Vinales finis di urutan keenam di seri pembuka GP Qatar (20/3). Dengan rekor uji coba pramusim yang cakep, itu jelas bukan hasil yang diharapkan pembalap Spanyol tersebut. Tapi, sebagai sebuah capaian di awal musim, hasil di GP Qatar itu membuktika­n potensi besar Suzuki bertarung dengan tim-tim top.

Finis di posisi keenam adalah capaian terbaik Vinales musim lalu. Yakni, di GP Catalunya. Musim ini baru berjalan satu seri dan hasilnya langsung menyamai prestasi terbaik tahun lalu. Namun, tetap saja Vinales tidak puas. Sebab, performa GSX-RR tunggangan­nya semestinya bisa lebih solid dari itu.

’’Jujur, aku tidak yakin kenapa (performa motor kendur, Red),’’ kata Vinales dilansir GP Update kemarin. Jika dicermati, memang seperti ada gap menganga antara sesi uji coba, latihan, dan balapan. Bahkan, Vinales belum mampu menandingi Dani Pedrosa sebagai alien paling lemah di antara yang lainnya.

’’Saat race, aku tidak bisa menemukan feeling yang pas. Aku merasa motorku terlalu banyak sliding,’’ tutur Vinales. ’’ So, kami perlu melihat data dan memahami apa yang berubah dan terjadi,’’ tandasnya.

Tidak ada yang meragukan pencapaian Suzuki dan Vinales. Tapi, apa yang terjadi di Losail menunjukka­n bahwa level persaingan di MotoGP masih sangat tinggi. Saat Suzuki maju selangkah, para pesaing mungkin sedang berlari. Meski, itu tak terlalu tampak di permukaan.

Memang terlalu dini menilai Suzuki hanya dari balapan perdana. Vinales pun menyebutny­a sebagai ketidakber­untungan. ’’Aku tak sabar menunggu seri Argentina dan bekerja lagi di atas GSX-RR,’’ ucapnya. ’’Jika bisa menemukan grip lebih baik dan menyelesai­kan setting pada full seamless gearbox, kami yakin akan bertarung untuk posisi teratas,’’ katanya pede.

Harapan munculnya kuda hitam pada musim 2016 sepenuhnya ada di pundaknya saat ini. Berdiri di podium di 2–3 seri berikutnya sebenarnya sudah cukup bagi Vinales dan Suzuki untuk membuktika­n bahwa mereka kembali ke kelas premium dengan ambisi tinggi. Yakni, mengulang kesuksesan masa lalu, saat Kevin Schwantz membawa pabrikan Jepang itu berada di posisi puncak.

Beda dengan Vinales yang melihat potensi besar pada motor baru Suzuki 2016, rekan setimnya, Aleix Espargaro, telah memutuskan tetap ke motor 2015. Artinya, sasis tahun lalu menggunaka­n mesin terbaru. Espargaro memulai balapan dari posisi ke-15 dan finis ke-11. ’’ Feeling buruk sepanjang akhir pekan,’’ ucapnya sebagaiman­a dikutip Motorsport.

Masalah utama Espargaro sama dengan yang dirasa Vinales. Cengkerama­n ban drop secara drastis setelah sepuluh lap. ’’Bahkan, mengejar Scott (Redding) sulit sekali. Padahal, di awal balapan aku bisa bersaing dengannya,’’ tandas dia. (cak/c10/na)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia