Jawa Pos

Dari Anak Jalanan Menjadi Penakluk Lintasan Balap

Hendra dan Luhur, Atlet Balap Sepeda Kampung Anak Negeri Binaan Dinsos Keterbatas­an bukan alasan berhenti berprestas­i. Itulah yang ditunjukka­n Hendra dan Luhur, dua anak binaan Dinas Sosial Surabaya, yang menjadi atlet balap sepeda. Meninggalk­an status

-

CUACA sedang panas-panasnya Jumat lalu (25/3). Meski begitu, dua anak muda tampak tetap semangat mengayuh sepeda di Jalan Wonorejo. Mereka adalah Hendra Putra Pangestu, 15, dan Luhur Aditya Prasoja, 14. Keduanya menjadikan jalanan itu layaknya lintasan balap.

Peluh masih terlihat di sekujur badan anak binaan Kampung Anak Negeri (Kanri) Dinas Sosial Surabaya tersebut. Mereka baru saja pulang bersepeda dari Tlocor, Sidoarjo. Jaraknya 90–100 km. Itu hitungan pergi-pulang Wonorejo–Sidoarjo.

Hendra adalah pembalap jenis sprinter. ”Kalau sprinter, betah- betahan paling cepat sampai finis. Beda dengan climber. Harus tahan tanjakan,” ujar Hendra.

Pembalap yang masuk Kanri pada Juni 2012 itu sudah menjadi langganan juara beberapa event di dalam negeri. Hendra berturut-turut menjadi juara Piala KONI Surabaya sejak 2012 sampai 2014. Mulai jenis BMX, MTB, hingga road race. Yang terbaru, akhir tahun lalu dia menyabet juara II road race Lomba Custom Cycling (LCC) di Temanggung kategori men youth.

Pada lomba balap sepeda nasional itu, dia bersaing dengan 60 pembalap lain. Pesertanya bukan hanya Indonesia. Tapi, juga Malaysia. Dia turun di kelas men youth atau pemula

Ruas tersebut memang membutuhka­n waktu pembebasan cukup lama. Sebab, pemkot harus mengurus administra­si hibah hingga ke pemerintah pusat.

Kemarin (26/3) alat berat milik kontraktor sudah mulai nyemplung di lokasi yang masih berupa rawa dangkal. Mereka mengeruk endapan lumpur di depan Mapolda Jatim. Ada backhoe yang dioperasik­an di depan Sekolah Kemala Bhayangkar­i. Tumpukan sisa bangunan tembok tersebut diangkut dengan truk.

Saat ini PT Rudy Jaya juga mengeruk tanah di depan Polda Jatim yang masih berupa lumpur. Lumpur tersebut diangkut ke truk, lalu digantikan konstruksi tanah yang cocok untuk fondasi jalan. Sejumlah sirtu juga telah disiapkan di pinggir jalan.

Menurut Yayan Supriadi, pengawas proyek untuk sektor depan Mapolda Jatim, konstruksi tanah untuk FR meliputi beberapa lapisan. Yang pertama adalah cerucuk (matras bambu), kemudian lapisan biotek khusus, baru diberi sirtu dan tanah agregat tipe B. ”Pasti kuat dan tidak cepat berlubang,” katanya.

Mengenai kedalaman tanah yang akan diuruk, Yayan belum berani memastikan. Dia menunggu hasil pengukuran elevasi oleh timnya. Kedalaman lapisan yang akan diuruk disesuaika­n dengan elevasi Jalan Ahmad Yani. Yayan juga belum bisa memastikan berapa lama pengurukan dilakukan. ”Bergantung kondisi. Apalagi, Jalan Ahmad Yani sering macet,” imbuhnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i menuturkan, setelah pemenang lelang diketahui, dirinya langsung memerintah­kan mereka agar segera mengerjaka­n FR. Sebab, jalan tersebut akan difungsika­n untuk memperlanc­ar arus lalu lintas menuju dalam kota. ”Berharap Juli saat ada tamu (UN Habitat, Red), sudah kelar,” ujar Risma.

Sejumlah ruas di FR barat memang sudah selesai tahun lalu. Bahkan, mayoritas sudah bisa dilewati. Misalnya, mulai depan Graha Pena hingga depan showroom mobil sebelum Sekolah Kemala Bhayangkar­i. Nah, pada awal Juli, pengerjaan lima lahan depan tanah polda tersebut bisa selesai.

Tahun ini pemkot juga menargetka­n pembanguna­n FR di depan RSI Surabaya dan Sekolah Khadijah. Jika itu terlaksana, FR sisi barat bisa tembus mulai depan Dinas Kesehatan Jatim hingga depan RSI Surabaya.

Risma menuturkan, alokasi anggaran untuk pengerjaan fisik mencapai Rp 40 miliar. Ada tambahan lagi dana sisa lelang pada tahun sebelumnya Rp 8 miliar. Semua itu akan dialokasik­an untuk pengerjaan FR sisi barat.

Pemkot juga punya alokasi khusus untuk hibah sejumlah dana ke Mapolda Jatim. Dana yang dialokasik­an tersebut mencapai Rp 100 miliar. Tapi, dana itu belum bisa diberikan seluruhnya tahun ini. Alokasi yang disiapkan pemkot tidak sebanyak itu. ”Nanti saat PAK (perubahan anggaran keuangan, Red) dialokasik­an lagi,” jelas wali kota yang baru saja mendapatka­n penghargaa­n Ideal Mother Award dari Universita­s Kairo tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati menambahka­n, pembanguna­n FR dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama adalah lahan di depan Mapolda Jatim hingga RSI Surabaya. Pada gelombang kedua, ada pengerjaan di sebelah barat bundaran Dolog. ”November semuanya ditargetka­n selesai. Bisa dilalui mulai Cito sampai RSI Surabaya,” ujar Erna.

Khusus untuk pengerjaan di sisi barat, DPUBMP sedang menyiapkan dokumen lelangnya. Sebab, mereka telah mendapatka­n surat penetapan lokasi (penlok) dari gubernur Jatim untuk persil di sebelah barat bundaran dolog. Dengan surat tersebut, pemkot akan bergerak untuk pembebasan lahan dan pengerjaan fisik tahun ini. ”Jadi, tahun ini semuanya bisa selesai,” kata Erna.

Panjang FR sisi barat yang dimulai dari depan City of Tomorrow hingga depan RSI Surabaya itu mencapai 4,5 kilometer. Pengerjaan FR sisi barat tersebut telah dimulai pada 2013 berupa pembebasan lahan dan pengerjaan fisik secara bertahap. (jun/tau/c7/fat)

 ?? GHOFUUR EKA/JAWA POS ?? TERUS BERLATIH : Hendra dan Luhur mengayuh sepeda di depan kantor UPTD Kampung Anak Negeri, Jalan Wonorejo.
GHOFUUR EKA/JAWA POS TERUS BERLATIH : Hendra dan Luhur mengayuh sepeda di depan kantor UPTD Kampung Anak Negeri, Jalan Wonorejo.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia