Sewa Stan Berakhir 31 Maret
Pedagang Pasar Tulangan Akan Direlokasi
TULANGAN – Penolakan pedagang tidak memengaruhi niat pemkab dan investor untuk membangun Pasar Tulangan. Proyek tersebut akan tetap dilaksanakan. Pedagang akan direlokasi ke tempat penampungan sementara (TPS) selama pembangunan gedung baru berlangsung.
Kasi Pengembangan Dinas Pasar Sidoarjo M. Nawari mengatakan, rencana pembangunan pasar yang berada persis di pertigaan jalan itu sudah matang. Pihaknya sudah menandatangani kerja sama dengan investor PT Wahyu Graha Persada untuk mempercantik bangunan lawas tersebut. ”Pemkab dan investor sudah sepakat,” tegas dia. Karena sudah ada kesepakatan, rencana pembangunan itu akan dilanjutkan walaupun pedagang menolak.
Dia menjelaskan, pembangunan gedung pasar tersebut membutuhkan anggaran cukup besar. Karena itu, dibutuhkan kerja sama dengan pihak ketiga. ”Pemkab tidak mengeluarkan uang untuk membangun pasar,” jelas Nawari. Kerja sama dengan investor menggunakan sistem build transfer operate (BTO) selama 20 tahun. BTO berbeda dengan build
(BOT). Kalau BTO, ketika gedung itu selesai dibangun, kepemilikannya langsung diserahkan kepada pemilik lahan, yakni Pemkab Sidoarjo. Pengelolaannya tetap ditangani investor selama masa perjanjian. Sedangkan dalam BOT, gedung itu baru diserahkan kepada pemkab setelah perjanjian kerja sama berakhir.
Nawari menyatakan, pihaknya tidak akan memperpanjang masa sewa stan bagi 289 pedagang yang berjualan di tempat tersebut. Masa sewa stan akan selesai pada 31 Maret. Jika sewa sudah habis, pedagang tidak punya hak untuk menempati stan. Namun, pihaknya tidak akan serta-merta menggusur pedagang.
Agar bisa tetap berjualan, para pedagang akan direlokasi ke TPS di lahan kosong di Desa Kepa-
KOTA dangan. Lahan itu awalnya akan digunakan untuk terminal. Namun, rencana tersebut belum terlaksana sehingga lahan itu kosong sampai sekarang. ”Pedagang bisa berjualan di lokasi yang cukup strategis tersebut,” ungkapnya.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Sidoarjo Nur Widodo mengatakan, dirinya akan segera berkoordinasi dengan pedagang Pasar Tulangan. ”Kami akan bahas langkah selanjutnya,” kata dia. Sebelumnya pedagang lu sama. Menurut Thamrin, raskin dibagikan sejak Januari lalu. Setiap bulan warga menerima beras dengan harga murah itu.
Sebelumnya, lanjut mantan kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sidoarjo tersebut, pembagian raskin menjadi tanggung jawab Bagian Kesra Pemkab Sidoarjo. ’’Baru tahun ini diserahkan kepada kami,’’ terang dia.
Dia menegaskan, instansinya akan mengatur dengan baik distribusi raskin agar tidak salah sasaran. Sebelum dibagikan, beras dicek untuk mengetahui kondisinya. ’’Kami harus pastikan beras itu layak konsumsi,’’ katanya. menolak pembangunan yang akan dilakukan investor. Mereka ingin pembangunan dilakukan dengan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) atau APBN.
Jika pasar dibangun dengan dana pemerintah, pengelolaan akan ditangani dinas pasar. Jika yang membangun investor, pengelolaan pasar akan diambil alih investor. Pedagang lebih nyaman jika dikelola pemerintah sendiri. (lum/c10/oni)
Pejabat asal Madura tersebut mengakui belum semua warga miskin di Sidoarjo mendapat raskin. Masih banyak warga yang belum menerima. Untuk menambah jumlah raskin, pemkab menyediakan anggaran khusus Rp 4,3 miliar untuk membeli beras. Pembelian beras harus melalui lelang. Saat ini pengadaan masih proses tender.
Kabid Sosial Dinsosnaker Sidoarjo Wiyono menyatakan, lelang pengadaan beras diperkirakan rampung bulan ini. Jika lelang berjalan lancar, ditargetkan April mendatang raskin dari APBD bisa mulai dibagikan. (lum/c5/oni)