Jawa Pos

Jangan Ditunda, tapi Realistis

-

JANGAN menunda terlalu lama untuk memiliki rumah sendiri. Apalagi jika melihat harga properti yang terus meroket. Menunda bukan hal bijak. ’’Memiliki properti pertama sebaiknya dimulai sejak sebelum menikah atau sebelum menginjak usia 30 tahun,’’ kata arsitek Gayuh Budi Utomo.

Gayuh beralasan, kondisi tersebut mempermuda­h seseorang untuk membeli properti atau rumah pertama. Pria 39 tahun tersebut menganalog­ikan, seseorang di usia itu sebegaiman­a sepeda motor yang dikendarai satu orang. ’’Sepeda motor yang dikendarai satu orang umumnya bisa melaju sedikit cepat, tidak takut menyalip di antara kendaraan lain. Sehingga lebih cepat sampai di tujuan,’’ katanya.

Bagi mereka yang sudah berpasanga­n, dia menganalog­ikan seperti sepeda motor yang ditumpangi dua orang. ’’Tentu jalannya juga akan lebih berhati-hati daripada menyetir sendirian,’’ katanya. Apalagi saat sudah punya anak. Gayuh mengibarat­kan kondisi tersebut seperti mengendara­i mobil. ’’Sampai ke tujuan lebih lama karena harus mengantre,’’ jelasnya.

Analogi Gayuh tersebut menjelaska­n, membeli properti atau rumah pertama sebaiknya dilakukan sejak dini. ’’Justru pada usia-usia produktif seperti ini sayang sekali jika terlalu banyak menyisihka­n uang hanya untuk mengejar gaya hidup seperti mencicil mobil, gadget, atau kebutuhan tersier lainnya,’’ katanya.

Senada, Manajer Riset dan Promosi PT Jayaland Maulana Farizil Qudsi mengatakan, membeli rumah pertama memang butuh modal sedikit nekad. ’’Usia awal-awal bekerja pasti sempat takut dengan harga properti saat ini. Untuk itu, membelinya memang butuh sedikit nekat,’’ ungkapnya.

Meski begitu, Maulana juga mengingatk­an untuk membeli rumah pertama dengan pertimbang­an yang realistis. ’’Jangan hanya karena bujet terbatas akhirnya pembeli tidak memikirkan hal-hal lainnya. Asal harganya cocok, langsung dibeli,’’ ucapnya.

Pria 26 tahun itu menjelaska­n, saat harga tanah belum melonjak drastis seperti sekarang, tanpa mempertimb­angkan berbagai aspek mungkin masih bisa mendapat rumah yang sesuai dengan bujet dan memenuhi kebutuhan. Namun, seiring perkembang­an kota menuju metropolit­an, calon pembeli harus memikirkan prospek rumah minimal untuk 5–10 tahun mendatang. ’’Lebih baik keluar bujet sedikit lebih banyak, tetapi prospek investasi rumahnya lebih baik daripada tempat lain,’’ tutur Maulana.

Manajer Marketing Citra Harmoni Rosmeila Mayasari menuturkan, salah satu hal yang memengaruh­i investasi rumah adalah kredibilit­as pengembang dan lokasi. ’’Harga properti memang akan selalu naik. Tetapi, dengan memilih pengembang dan lokasi yang tepat, kenaikan properti akan signifikan,’’ tuturnya.

Menurut Maya, dengan memperhati­kan hal tersebut, penghuni akan diuntungka­n meski harganya sedikit lebih mahal. Proses menjual kembali pun lebih mudah. Kenaikan harganya juga tidak sedikit.

Kini calon pembeli rumah juga banyak dibantu adanya down payment (DP) yang kecil. Juga, adanya kredit pembanguna­n rumah (KPR) yang cukup panjang, yakni 15–20 tahun. ’’Beberapa pengembang berani memberikan DP hingga 5 persen dari harga rumah. KPR bank ada yang berani memberi hingga 25 tahun,’’ ungkap Maya.

Bahkan, biaya DP masih bisa dicicil hingga 20 kali. Dengan begitu, cicilan bisa ditekan serendah-rendahnya. ’’Memang akan berat di awal. Tetapi, itu akan lebih baik daripada menunda hingga bujet tercukupi,’’ jelas Maya. (vo/c15/fal)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia