Untuk Anak, Uang Bukan Masalah
AYAH mana yang tak bangga saat menyaksikan bakatnya diturun anak-anaknya. Begitu pula Tinton Soeprapto, yang menurunkan bakat balapnya kepada dua anaknya, Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto. Selagi mampu, biaya berapa pun akan ditanggung
Tinton mengaku tak pernah memikirkan jumlah uang yang telah digelontorkan untuk membiayai kedua anaknya balapan. Total, Rp 148 miliar telah dia keluarkan untuk dua buah hatinya tersebut.
Pada 1993, Ananda dia bawa untuk menekuni balapan gokar. Begitu pula Moreno. Moreno kecil mulai memasuki dunia balap pada 1995.
Kedua anak itu pun berhasil mengikuti jejak Tinton dengan menjuarai berbagai event balapan internasional. Tinton menyatakan tak pernah memaksakan kepada dua anaknya tersebut untuk terjun ke dunia balap. Menurut dia, itu seperti darah yang mengalir, yang berpindah ke tubuh Ananda dan Moreno. ”Dulu, waktu masih di perut, Ananda dan Moreno sering ikut saya balapan. Jadi, wajar kalau gedenya suka balapan juga,” katanya, lalu terkekeh.
Menurut Tinton, suatu kebang- gaan tersendiri bisa melihat anak-anaknya sukses di dunia balap. Terutama di level Formula. Terlebih waktu Ananda disponsori oleh AC Milan pada 2003.
”Yang bikin saya bangga, waktu itu AC Milan baru saja juara Liga Champions di tahun 2003 dan Ananda dapat sambutan hangat sekali dari seluruh pemain AC Milan. Maldini bahkan antusias banget waktu foto bareng Ananda,” kata pria kelahiran 21 Mei 1945 tersebut.
Puncaknya 2005. Ananda dan Moreno sama-sama menjuarai Asian F3 Championship di kejuaraan yang berbeda. Mereka pun dipanggil ke istana presiden dan diberi penghargaan oleh presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, ada pengalaman yang terkadang membuat Tinton khawatir akan keselamatan anaknya. Contohnya saat mobil Moreno terbalik dan akhirnya terbakar. Saat itu Moreno masih berada di dalam mobil. ”Waktu itu saya panik dan langsung lari ke mobil Moreno. Untungnya, dia bisa segera keluar dan saya pun rasanya berkaca-kaca waktu itu, melihat dia selamat,” kenang Tinton.
Dalam dunia balap Indonesia, Tinton bisa dibilang sebagai orang pertama yang sukses memperkenalkan nama Indonesia di kancah internasional. Dia mulai membalap pada 1961 dengan terjun di dunia balap motor. Waktu itu ajang balap motor yang dia ikuti bernama Indonesian Grand Prix, yang berlangsung di Senayan, Jakarta.
Tinton muda mencapai masa kejayaan di Indonesian Grand Prix pada 1963. Pada tahun itu tak ada hari tanpa kemenangan. Dia menuturkan, pada tahuntahun tersebut juga terjadi pergantian produk otomotif. Pabrikan Eropa yang sebelumnya mendominasi pasar otomotif Indonesia berganti ke pabrikan Jepang. Saat itu Tinton menggunakan motor Tohatsu dari Jepang.
Tinton, yang lahir dari keluarga militer, mengatakan, balapan merupakan pelampiasannya saat itu karena menjalani hidup yang keras. Dahulu orang tuanya sangat disiplin. Keadaan ekonomi keluarganya pun tak terlalu bagus. ”Makanya, lewat balapan, saya bisa melepas stres sejenak,” katanya.
Pada 1967, Tinton sempat berhenti membalap. Itu terjadi karena istrinya tak setuju jika dirinya terus-terusan berada di lintasan. ” Ya, dunia balap memang identik dengan perempuan-perempuan cantik. Itu mungkin penyebab istri tidak setuju,” ungkapnya.
Akhirnya, Tinton melanjutkan passion- nya di dunia balap pada 1973. Waktu itu dia mulai menggunakan mobil. Tinton pun memenangi banyak ajang balapan mobil di tingkat nasional maupun internasional.
Bukan hanya itu, Tinton juga menjadi orang Indonesia pertama yang turun di Reli Paris-Dakar. Tepatnya pada 1990. ”Buat saya, itu pengalaman yang tak terlupakan. Setiap harinya ketemu pasir terus. Sensasinya beda aja,” kata Tinton. (mat/c11/sof)